1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii
My letter at this time, I will talk about religion in etymology and ppistimolgi. It is important to give everyone insight of religion understanding.


“I Believe, Religion is the way of life”

_________________________

Masalah seringkali kita jadikan sebagai Kambing hitam atas apa yang kita hadapi dalam keadaan gelisah, tertekan, terpojokan dan tidak menemukan jalan keluar pemikiran. Masalah seakan menjadi suatu hal yang harus tiada dimuka bumi ini. “Masalah oh masalah, mengapa kau tidak ada henti-hentinya datang kepadaku” gerutu hati, sejurus diucapkan oleh lisan.

Lebih jauh, kita menyalahkan Tuhan “Tuhan, kenapa kau selalu mengirimkan masalah kepadaku?”, “Tuhan, seberapa banyak lagi masalah yang harus selesaikan?, atau sudah dalam tahap prustasi “Tuhan, aku benci kepada-Mu, kenapa kau tak ambil saja nyawaku, aku sudah cape dengan masalah hidup ini”.

Mari kita pahami dulu definsi dari masalah. Dalam bahasa inggris, masalah adalah problem. Problem dalam kamus oxford, problem is a matter or situation regarded as unwelcome or harmful and needing to be dealt with and overcome, artinya Masalah atau situasi yang dianggap tidak diinginkan atau berbahaya dan perlu ditangani dan diatasi.

Saya tidak akan membahas masalah lebih dalam lagi, demikian kajina tentang masalah akan lebih spesifik ketika ditinjau dari ilmu bahasa, selain itu pikiran saya juga lebih mengarah ke dalam kajian psikologi dan tulisan saya saat ini tidak mengarah ketinjauan psikologi.  Sedikit saja saya tambah, dalam surah At Tin Allah S. W. T. berfirman, artinya “Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sempurna.” Maka, ketika berbicara masalah, sebenarnya yang bermasalah adalah diri kita. Jangan pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang kita hadapi. Mengapa saya bisa berbicara demikian?

“Agama adalah jalan hidup saya”. Banyak persinggungan pendapat tentang hal ini. Bagi saya, agama adalah jalan hidup. Agama selalu mengajarkan kebaikan. Agama menuntun kepada ketenangan. Agama melatih fokus. Dalam buku “Religiositas, Agama Spiritualitas, agama -50”, agama berasal dari bahasa sangsekerta: a adalah tidak, gam adalah pergi atau berjalan, a bersifat atau keadaan, maka agama adalah sesuatu yang bersifat tidak pergi, kekal dan tidak berubah. Dalam kitab تنريه الدين وحملته ورجاله مما افتراه القصيمي في اغلاله-13- “agama adalah segala sesuatu yang di tunjukan dari Al Kitab dan Sunaا yang identik dengan mengintruksikan dan mengikat.

Saya belum puas mencari definisi tentang agama, maka saya lanjutkan tentang definisi agama baik secara etimologi baupun epistimologi. Saya adalah orang yang percaya, bahwa untuk memahami suatu permasalahan harus dimulai dari akar permasalahan. Tapi sebelumnya mohon maaf kalau tulisan saya sangat subjektif. Saya selalu berharap, semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat.


“Jika tidak berdakwah lewat lisan, maka menulislah”

___________________________________

“Bayangkah, berapa panggung harus saya habis jika saya hanya berdakwah lewat lisan, maka saya menulis untuk memperbanyak keterjangkauan pesan”


Definisi agama:
1.      Agama adalah Jalan

Pandangan, cita-cita, proses, dan masa lalu diceritakan oleh pemuka agama dalam mimbar-mimbar menggunakan padanan figur kenabian. Apa yang dilakukan oleh nabi, kini menjadi jalan yang harus dilalui oleh penganutnya. Banyak orang berasalan melakukan sesuatu dalam suatu agama, karena nabi mereka atau tokoh figur dalam agama mereka melakukan itu. Maka, jalan hidup yang dilalui dan dijalankan oleh utusan Tuhan, kini menjadi jalan hidup yang harus dilalui umatnya, karena segala sesuatu yang dilakukan oleh nabi adalah panduan dari Tuhan, maka dalam hal ini, agama adalah jalan hidup penganut agama.
2.      Agama adalah hukum

Manusia hidup dalam suatu tatanan sosial. Ada sistem yang mengatur gerak-gerik manusia, sistem itu dinamakan dengan hukum di Indonesia sendiri Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan pengembangan hukum untuk menata kehidupan bermasyarakat dalam bernegara. Demikian, agama pun diatur dan diakui di Indonesia. Oleh karenanya, aturan agama juga dipakai di Indonesia sebagai landasan pengembangan hukum. Ketika berbicara dinamika hidup manusia, khususnya di Indonesia, bisa saja dia mentaati hukum bernegara tapi belum tentu dia menjalankan hukum agama, begitupun sebaliknya. Di Indonesia sendiri, ada lima agama yang diakui, dan kelima agama ini memiliki hukumnya sendiri, begitupun ketika berbicara tentang agama-agama di Indonesia yang lebih banyak, sudah pasti memiliki aturan yang berbeda satu sama lain. Agama mempunyai norma-norma moral yang tinggi, namun sayang manusia terkadang begitu enggan, merasa sulit dan mengessampingkan hukam agama, pada akhirnya hukum yang di pakai manusia adalah conditional humaine. Namun demikian, mari kita lihat Islam dengan Syari’ –meletakan fundamental bagi suatu kehidupan yang sejati. Kristen –berbicara mengenai cita-cita dan sikap hidup. Hindu dan Budha –menjungjung moral manusia dengan cita-cita manusia berbudi luhur. Nah, falsafah-falsafah itu menjadi hukum bagi penganut agamanya, kemudia menjadi sebuat kajian yuridis dan ditetapkan sebagai produk hukum berbangsa dan bernegara yang disebut dalam hukum ketatangeraan.
3.      Agama adalah perintah

Terlepas dari berapa banyak pekerjaan yang dilakukan seorang hamba, ia akan meninggalkannya ketika perintah itu datang atas nama agama. Di awal sudah di bahas bahwa agama adalah asas, dan di dalamnya adalah perintah yang harus dilakukan manusia untuk mencapai tingkatan kemuliaan.
4.      Agama adalah penyerahan

Tunduk dan pasrah, berserah diri kepada Tuhan adalah bentuk dari ajaran agama. Semua dilandaskan karena kesucia, dan kesucian hanya milik Tuhan. Manusia dengan dosa-dosa yang diperbuat perlu melakukan penyucian diri, dan penyucian diri diperintahkan oleh Tuhan. Semua pemeluk agama akan berserah diri kepada Tuhannya.
5.      Agama adalah balasan

Seperti hukum sebab-akibat. Agama adalah pahala dan dosa. Balasan bagi orang yang melanggar aturan Tuhan adalah sengsara, balasan bagi yang menjalankan perintah Tuhan adalah bahagia.

Dalam buku Agama dan Perdamaian: Landasan, Tujuan dan realitas Kehidupan -109- Bagi Karl Marx agama adalah bualan kosong, selain itu menurut dia agama adalah candu, dengan demikian agama membuat manusia berhenti berpikir dan membuat orang ternina bobokan, tertidur dalam buaian-buaian pahala. Sedangkan menurut A. N. Wilson, agama membuat orang bangun, mengatas namakan iman mereka saling membunuh satu sama lain. Masih dalam buku yang sama, Helmut Schmidt mantan Kanselir Jerman Barat dan Dekan gerakan sosial-demokrat Eropa, ia bertanya, bagaimana merokonosilasi pancasila yang ke-1 tentang Ketuhanan Yang Maha Esa yang berbicara mengenai Agama dengan sila ke-4 yang berbicara mengenai “Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijsanaan dam permusyawaratan perwakilan” yang ini adalah topik demokrasi”. Semoga saya bisa menguraikan dan mengumpukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Ketika berbicara mengenai Agama, maka kita perlu juga memahami agama:
1.      Sebagai pusat kendali manusia
2.      Kebutuhan manusia terhadap agama
3.      Apakah agama membutuhkan manusia
4.      Sudut pandang atau referensi yang mana yang kita ambil ketika membicarakan agama sebagai asas hidup manusia.
5.      Agama sebagai asas dan fitrah manusia
6.      Bagaimana falsafah agama bagi hidup manusia




1 comment:

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK