STRATEGI DAN KOMUNIKASI PEMASARAN
Komunikasi pemasaran adalah
proses penyampaian informasi dan pesan pemasaran kepada khalayak atau pelanggan
potensial. Komunikasi pemasaran melibatkan penggunaan berbagai media dan alat
untuk menyampaikan pesan yang dimaksudkan untuk mempromosikan produk, jasa,
merek, atau organisasi tertentu.
Komunikasi pemasaran melibatkan
berbagai elemen, seperti iklan, promosi penjualan, public relations,
sponsorship, direct marketing, dan sales promotion. Elemen-elemen tersebut
dapat digabungkan secara efektif untuk menciptakan kampanye komunikasi pemasaran
yang konsisten dan terintegrasi.
Tujuan dari komunikasi pemasaran
adalah untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk atau jasa,
memperkuat citra merek, membangun loyalitas pelanggan, dan mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Komunikasi pemasaran juga dapat membantu
perusahaan untuk membedakan diri dari pesaing dan memperluas pangsa pasar.
Dalam menjalankan komunikasi
pemasaran, perusahaan perlu mempertimbangkan khalayak atau pelanggan yang
dituju, pesan yang akan disampaikan, media yang akan digunakan, dan tujuan yang
ingin dicapai. Semua elemen ini harus terintegrasi dengan baik untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi komunikasi pemasaran yang optimal
Menurut Syafruddin Chan, ada tiga
konsep komunikasi pemasaran. Pertama, pemasaran massal (mass market) adalah
konsep komunikasi pemasaran satu arah
yang ditujukan kepada semua orang. Pemasaran massal melalui iklan, seperti
mengirim satu pesan ke semua orang tanpa harus mengidentifikasi dengan tepat
kepada siapa pesan itu dikirim. Kedua,
konsep Pemasaran langsung (direct marketing) yang mendasarkan kegiatan komunikasi
pemasarannya pada database pelanggan yang sudah dimiliki, lebih bersifat satu
arah. Ketiga, Hubungan Pemasaran (relationship marketing) mendasarkan
konsep komunikasi pemasaran pada basis data, tetapi lebih menekankan pada
interaksi, yaitu komunikasi dua arah. Relationship
marketing merupakan upaya untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan
dengan pelanggan terkait dengan berbagai
produk dan layanan.
Startegi Marketing:
1. Mass
Marketing
Mass
Karket adalah istilah yang merujuk pada pasar yang sangat besar dan
terdiversifikasi, yang terdiri dari sejumlah besar konsumen yang memiliki
preferensi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Pasar ini sering dianggap sebagai
pasar konsumen massal yang luas dan tidak tersegmentasi secara spesifik,
sehingga produk dan layanan yang ditawarkan di pasar ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan sebanyak mungkin orang.
Mass
market biasanya diidentifikasi oleh skala besar produksi dan distribusi, serta
oleh kampanye pemasaran yang luas dan umum yang ditargetkan pada seluruh
populasi konsumen. Contoh produk yang dikembangkan untuk pasar massal antara
lain makanan ringan, minuman, produk kebersihan rumah tangga, kendaraan, dan
elektronik konsumen.
Meskipun
pasar massal dapat menawarkan peluang bisnis yang besar bagi perusahaan, namun
persaingan yang ketat dan tantangan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
berbeda-beda dari sejumlah besar konsumen dapat membuat pengembangan produk dan
strategi pemasaran menjadi sulit. Oleh karena itu, banyak perusahaan memilih
untuk memasuki pasar yang lebih tersegmentasi dan spesifik
mass
market berkembang dari perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di seluruh
dunia pada abad ke-20, yang menyebabkan terciptanya pasar konsumen yang sangat
besar dan terdiversifikasi.
Perkembangan
teknologi dan industri yang pesat, meningkatnya urbanisasi dan mobilitas, serta
munculnya media massa dan periklanan yang terus berkembang, semuanya
berkontribusi pada pembentukan pasar konsumen massal yang terus berkembang
hingga saat ini.
Sejumlah
besar perusahaan dan organisasi di seluruh dunia telah berkontribusi pada
pengembangan pasar konsumen massal dengan menciptakan produk dan layanan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sebanyak mungkin orang.
Beberapa contoh perusahaan yang terkenal dalam memasarkan produknya ke pasar
massal adalah Coca-Cola, McDonald's, dan Procter & Gamble.
2. Direct
Marketing
Direct
marketing adalah sebuah teknik pemasaran di mana perusahaan atau organisasi
mempromosikan produk atau layanan mereka secara langsung kepada konsumen atau
pelanggan potensial tanpa melalui perantara pihak ketiga seperti distributor
atau toko. Dalam direct marketing, perusahaan membangun dan memelihara hubungan
langsung dengan konsumen atau pelanggan potensial melalui berbagai saluran,
termasuk surat langsung, email, pesan teks, telepon, media sosial, dan situs
web.
Dalam
direct marketing, perusahaan berusaha untuk menjangkau konsumen secara pribadi
dengan pesan yang relevan dan menarik, sehingga meningkatkan peluang untuk
menjual produk atau layanan mereka. Direct marketing juga memungkinkan
perusahaan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang perilaku konsumen,
preferensi, dan kebiasaan belanja mereka, sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan kampanye pemasaran yang lebih efektif di masa depan.
Contoh
direct marketing adalah katalog produk, brosur, email marketing, dan pemasaran
langsung melalui telepon atau surat langsung. Direct marketing dapat dilakukan
oleh perusahaan besar maupun kecil, dan sering kali menjadi bagian penting dari
strategi pemasaran mereka untuk menjangkau pelanggan secara langsung dan
efektif.
Direct
marketing berkembang sebagai salah satu strategi pemasaran yang muncul pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Amerika Serikat. erusahaan dan
organisasi seperti Montgomery Ward, Sears Roebuck, dan L.L. Bean, dianggap
sebagai pionir dalam pengembangan teknik direct marketing, terutama dalam hal
menggunakan katalog sebagai alat pemasaran langsung kepada konsumen.
Sejak
saat itu, teknik direct marketing terus berkembang dan menjadi semakin kompleks
dan terdiversifikasi, termasuk penggunaan teknologi informasi modern seperti
email dan media sosial sebagai saluran pemasaran langsung kepada konsumen.
Direct marketing menjadi bagian penting dari strategi pemasaran banyak
perusahaan di seluruh dunia, membantu mereka mencapai konsumen secara langsung
dan efektif.
3. Relationship
Marketing
Relationship
marketing adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk membangun dan
memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan atau konsumen dengan cara
menawarkan nilai tambah dan memberikan pelayanan yang berkualitas. Konsep
relationship marketing menekankan pentingnya membangun hubungan yang baik
antara perusahaan dan pelanggan dengan cara berfokus pada kebutuhan dan
keinginan pelanggan, serta memberikan layanan yang memuaskan.
Dalam
relationship marketing, perusahaan tidak hanya berusaha untuk menjual produk
atau layanan kepada pelanggan, tetapi juga berusaha untuk memahami kebutuhan
dan keinginan mereka, dan membantu mereka memecahkan masalah atau mencapai
tujuan mereka. Perusahaan juga berusaha untuk mempertahankan hubungan yang
sudah terjalin dengan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang
berkualitas dan terus berkomunikasi secara aktif dengan mereka.
Salah
satu tujuan utama dari relationship marketing adalah untuk membangun loyalitas
pelanggan jangka panjang, sehingga mereka akan terus membeli produk atau
layanan dari perusahaan dan mungkin bahkan merekomendasikan produk atau layanan
tersebut kepada orang lain. Relationship marketing juga dapat membantu
perusahaan mengurangi biaya pemasaran, karena biaya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada cenderung lebih rendah daripada biaya untuk mencari
pelanggan baru.
Contoh
strategi relationship marketing termasuk program loyalitas, pelayanan pelanggan
yang responsif, program pelatihan atau edukasi bagi pelanggan, dan pengembangan
produk atau layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Konsep
ini berkembang sebagai salah satu pendekatan pemasaran yang muncul pada tahun
1980-an sebagai reaksi terhadap orientasi pemasaran yang terlalu fokus pada
penjualan produk dan kurang memperhatikan hubungan jangka panjang dengan
pelanggan.
Beberapa
ahli pemasaran yang dianggap mempengaruhi perkembangan konsep relationship
marketing adalah Leonard Berry, Jagdish Sheth, dan Robert Blattberg. Mereka
memperkenalkan konsep "marketing relationship" yang menekankan
pentingnya membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan membantu
mereka mencapai tujuan mereka.
Namun,
konsep relationship marketing tidaklah sepenuhnya baru, karena sebenarnya telah
dilakukan oleh beberapa perusahaan sebelumnya, seperti Sears, Roebuck & Co.
yang telah membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan melalui program
katalog yang dikirimkan secara berkala.
Sejak
saat itu, konsep relationship marketing terus berkembang dan menjadi semakin
penting dalam strategi pemasaran banyak perusahaan di seluruh dunia, terutama
dengan semakin pentingnya kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dalam
mencapai kesuksesan bisnis jangka panjang.
4. Niche
Marketing
Niche
marketing adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk memasarkan produk atau
layanan kepada segmen pasar yang sangat spesifik atau sempit. Segmen pasar ini
biasanya terdiri dari kelompok konsumen yang memiliki kebutuhan atau keinginan
yang unik atau spesifik yang tidak dapat dipenuhi oleh produk atau layanan yang
tersedia di pasar secara umum.
Contohnya,
produk atau layanan yang ditujukan untuk konsumen yang memiliki alergi makanan,
hobi tertentu, atau golongan usia tertentu. Dalam niche marketing, perusahaan
fokus pada segmen pasar tertentu dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam segmen pasar tersebut dengan cara memberikan produk
atau layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Keuntungan
dari niche marketing adalah perusahaan dapat membangun posisi yang kuat di
pasar tertentu, dan mengembangkan reputasi sebagai penyedia produk atau layanan
yang spesifik dan berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan juga dapat
memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari segmen pasar tertentu karena
konsumen cenderung lebih bersedia membayar lebih mahal untuk produk atau
layanan yang unik dan tidak tersedia secara umum di pasar.
Namun,
kelemahan dari niche marketing adalah pasar yang terlalu sempit, sehingga
perusahaan mungkin menghadapi risiko ketika hanya bergantung pada satu segmen
pasar. Perusahaan juga harus berhati-hati dalam memilih segmen pasar yang tepat
dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam segmen pasar tersebut
dengan baik.
istilah
"niche marketing" pertama kali digunakan oleh seorang penulis bernama
Jack Trout dalam bukunya yang berjudul "Positioning: The Battle for Your
Mind" yang diterbitkan pada tahun 1981. Dalam buku tersebut, Trout
menyarankan bahwa perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan memposisikan
diri mereka di pasar yang sangat spesifik atau sempit.
Sejak
saat itu, konsep niche marketing terus berkembang dan menjadi salah satu
strategi pemasaran yang penting bagi banyak perusahaan untuk memasarkan produk
atau layanan mereka kepada segmen pasar yang sangat spesifik atau sempit.
Ada beberapa teori komunikasi
pemasaran yang sering digunakan dalam praktik pemasaran, di antaranya:
1. Teori
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)
Teori
AIDA merupakan teori yang menjelaskan proses yang harus dilewati oleh konsumen
sebelum membeli suatu produk atau jasa. Teori ini membagi proses pembelian
menjadi empat tahap: perhatian, minat, keinginan, dan tindakan. Konsep ini
digunakan untuk membantu perusahaan membangun kampanye pemasaran yang efektif.
Teori
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu teori komunikasi
pemasaran yang digunakan untuk merancang pesan pemasaran yang efektif. Teori
ini dianggap sebagai salah satu teori komunikasi paling awal dan paling penting
dalam pemasaran.
Menurut
teori AIDA, untuk meraih keberhasilan dalam pemasaran, pesan pemasaran harus
mengikuti empat tahap urutan yang saling terkait, yaitu:
a.
Attention (Perhatian):
Pertama-tama, pesan pemasaran harus menarik perhatian konsumen agar mereka
tertarik untuk memperhatikan pesan tersebut. Ini dapat dicapai melalui judul
yang menarik atau pesan visual yang menarik perhatian.
b.
Interest (Minat): Setelah
menarik perhatian konsumen, pesan pemasaran harus membangkitkan minat konsumen
dengan menghadirkan manfaat atau keuntungan yang ditawarkan oleh produk atau
layanan yang dipromosikan.
c.
Desire (Keinginan):
Setelah menciptakan minat, pesan pemasaran harus mendorong konsumen untuk
mengembangkan keinginan untuk membeli produk atau layanan yang dipromosikan.
Ini dapat dicapai dengan menyoroti manfaat yang unik dan menggugah konsumen
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka.
d.
Action (Aksi): Terakhir,
pesan pemasaran harus mendorong konsumen untuk melakukan tindakan, seperti
membeli produk atau layanan yang dipromosikan. Pesan harus menyediakan
informasi yang jelas dan mudah diikuti tentang cara membeli produk atau layanan
tersebut.
Dalam
rangka memanfaatkan teori AIDA secara efektif, pesan pemasaran harus mencakup
unsur-unsur yang memenuhi setiap tahap AIDA dan diimplementasikan dengan tepat
sesuai dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai.
Teori
AIDA pertama kali diperkenalkan dalam buku "The Principles of
Advertising" karya E. St. Elmo Lewis pada tahun 1898, seorang pakar
pemasaran asal Amerika Serikat. Lewis membagi proses pemasaran menjadi empat
tahap yang disebut sebagai AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, dan Action.
2. Teori
Komunikasi One-Way dan Two-Way
Teori
komunikasi one-way dan two-way menjelaskan tentang dua jenis komunikasi yang
terjadi dalam pemasaran. Komunikasi one-way adalah komunikasi yang hanya berlangsung
dari perusahaan ke konsumen, seperti iklan dan promosi. Sedangkan, komunikasi
two-way melibatkan dialog dua arah antara perusahaan dan konsumen, seperti
layanan pelanggan dan media sosial.
Teori komunikasi one-way dan two-way dalam
marketing merujuk pada jenis-jenis komunikasi yang digunakan dalam pemasaran
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Komunikasi one-way atau komunikasi satu arah
adalah jenis komunikasi di mana pesan pemasaran disampaikan dari perusahaan
atau pengiklan ke audiens tanpa adanya interaksi balik. Contoh dari komunikasi
one-way adalah iklan di televisi, radio, atau cetak.
Sementara itu, komunikasi two-way atau
komunikasi dua arah adalah jenis komunikasi di mana pesan pemasaran disampaikan
dari perusahaan atau pengiklan ke audiens dan kemudian audiens memberikan umpan
balik atau tanggapan yang kemudian digunakan untuk meningkatkan pesan
pemasaran. Contoh dari komunikasi two-way adalah survei pelanggan, layanan
pelanggan, dan media sosial.
Dalam konteks pemasaran, komunikasi one-way
dan two-way memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Komunikasi one-way
dapat mencapai audiens yang lebih luas, lebih mudah untuk diatur, dan lebih
efisien dalam hal biaya. Namun, komunikasi one-way cenderung kurang efektif
dalam membangun hubungan dengan pelanggan karena tidak ada interaksi langsung
antara perusahaan dan audiens.
Sementara itu, komunikasi two-way dapat
membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, mengumpulkan umpan balik
yang berharga, dan memperbaiki kelemahan dalam pesan pemasaran. Namun,
komunikasi two-way cenderung lebih sulit untuk diatur, membutuhkan lebih banyak
waktu dan biaya, dan mungkin tidak mencapai audiens yang luas seperti pada
komunikasi one-way.
Dalam
strategi pemasaran yang efektif, perusahaan sering menggunakan kedua jenis
komunikasi untuk mencapai tujuan pemasaran mereka. Komunikasi one-way digunakan
untuk meningkatkan kesadaran merek dan mencapai audiens yang lebih luas,
sedangkan komunikasi two-way digunakan untuk membangun hubungan yang lebih
dekat dengan pelanggan dan memperbaiki pesan pemasaran.
konsep ini telah dipelajari dan diadopsi oleh
banyak ahli pemasaran dan komunikasi sepanjang sejarah perkembangan pemasaran
dan komunikasi. Sebagai contoh, dalam bukunya "Integrated Marketing
Communications" (1993), Don Schultz, Stanley Tannenbaum, dan Robert
Lauterborn menjelaskan tentang pentingnya menggunakan kedua jenis komunikasi
dalam strategi pemasaran yang efektif.
Selain
itu, konsep ini juga telah dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli dalam
konteks pemasaran digital dan media sosial, di mana interaksi dua arah antara
perusahaan dan pelanggan semakin penting dalam membangun hubungan dan
memperkuat merek.
3. Teori
Hierarki Efek Komunikasi
Teori
hierarki efek komunikasi menjelaskan tentang tahapan yang harus dilalui oleh
konsumen sebelum membeli suatu produk atau jasa. Tahapan tersebut meliputi
pengetahuan, persepsi, sikap, keyakinan, dan tindakan. Konsep ini membantu
perusahaan memahami proses mental konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
Teori Hierarki Efek Komunikasi (HEC) adalah
sebuah model konsumen yang menggambarkan bagaimana konsumen merespons pesan
pemasaran. Teori ini menggambarkan bahwa konsumen mengalami empat tahap sebelum
akhirnya membeli produk atau jasa. Tahapan tersebut adalah awareness
(kesadaran), knowledge (pengetahuan), liking (kesukaan), dan preference
(preferensi).
Menurut teori HEC, tahap-tahap tersebut harus
dilalui secara berurutan dan terintegrasi agar konsumen akhirnya membeli produk
atau jasa. Tahap kesadaran adalah tahap di mana konsumen memperoleh informasi
tentang produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap pengetahuan adalah tahap di
mana konsumen memahami informasi tersebut dan dapat menjelaskan produk atau
jasa tersebut. Tahap kesukaan adalah tahap di mana konsumen mulai menyukai
produk atau jasa tersebut. Dan tahap preferensi adalah tahap di mana konsumen memilih
produk atau jasa tersebut sebagai pilihan utama mereka.
Teori HEC juga menggambarkan bahwa pesan
pemasaran harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan di setiap tahap. Pesan yang
sukses akan membuat konsumen melalui setiap tahap dengan lancar dan cepat. Jika
konsumen terjebak di salah satu tahap, maka pesan pemasaran perlu disesuaikan
untuk memastikan bahwa konsumen dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Teori HEC
digunakan sebagai panduan dalam merancang strategi pemasaran, khususnya dalam
mengembangkan pesan pemasaran. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Lavidge dan Gary A. Steiner pada tahun 1961 dan menjadi konsep yang populer
dalam pemasaran hingga saat ini.
4. Teori
Media Sosial dan Pemasaran
Teori
media sosial dan pemasaran membahas tentang bagaimana perusahaan dapat
memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan dengan konsumen dan
meningkatkan kepercayaan mereka terhadap merek. Konsep ini mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti sasaran audiens, konten, dan interaksi dengan konsumen.
Teori Media Sosial dan Pemasaran membahas
tentang bagaimana penggunaan media sosial dapat membantu dalam mengembangkan
strategi pemasaran. Teori ini menggambarkan bagaimana media sosial dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dengan cara yang lebih efektif dan
efisien.
Salah satu konsep dalam teori ini adalah
bahwa media sosial memungkinkan interaksi dua arah antara perusahaan dan
pelanggan. Dalam interaksi ini, perusahaan dapat mendengarkan umpan balik dari
pelanggan dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Selain itu, media sosial memungkinkan perusahaan untuk membangun
hubungan yang lebih dekat dan personal dengan pelanggan, yang dapat membantu
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan.
Teori Media Sosial dan Pemasaran juga
menekankan pentingnya konten yang relevan dan menarik untuk menarik perhatian
pelanggan. Dalam media sosial, konten yang menarik dapat dengan mudah dibagikan
dan menyebar, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mencapai khalayak yang
lebih luas. Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya penggunaan
analisis data untuk memahami perilaku dan preferensi pelanggan, yang dapat
membantu dalam pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
Teori
Media Sosial dan Pemasaran terus berkembang seiring dengan perkembangan media
sosial dan teknologi digital. Teori ini menjadi penting dalam membantu
perusahaan untuk memahami cara terbaik untuk menggunakan media sosial dalam
pemasaran mereka dan memanfaatkan keuntungan dari platform ini untuk mencapai
tujuan pemasaran mereka.
para ahli pemasaran seperti Philip Kotler,
Kevin Keller, dan Gary Armstrong telah membahas pentingnya media sosial dalam
pemasaran dan memberikan panduan tentang bagaimana media sosial dapat digunakan
dalam strategi pemasaran yang efektif. Selain itu, banyak praktisi pemasaran
yang telah mengembangkan praktik terbaik untuk penggunaan media sosial dalam
pemasaran, dan banyak studi dan penelitian yang telah dilakukan untuk menguji
efektivitas penggunaan media sosial dalam pemasaran.
Jadi,
teori media sosial dan pemasaran merupakan hasil dari kontribusi dari banyak
orang dan sumber yang berbeda, dan terus berkembang seiring dengan perubahan
dalam industri pemasaran dan media sosial.
No comments:
Post a Comment