1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii


Prinsip peradaban Islam, seperti yang dikatakan Sayyid Qutb, hal ini menjadi nilai pondasi kehidupan, adalah:

1.      Hukum pemerintahan tertinggi dalam masyarakat adalah untuk hukum Allah. Manusia dibebaskan di dalamnya dari perbudakan selain Tuhan (ketika kekuasaan tertinggi Tuhan sendiri diwakili dalam kedaulatan hukum ilahi, ini adalah satu-satunya cara di dimana manusia sepenuhnya benar-benar dibebaskan dari perbudakan manusia. Inilah peradaban Kemanusiaan sejati. Perasaan bebas dan bermartabat adalah keadaan permanen yang harus dimiliki orang beriman dalam konsepsi dan apresiasinya terhadap benda, peristiwa, nilai, dan manusia. Perasaan kebebasan dan martabat ini, atau katakanlah supremasi iman, tidak datang sampai perbudakan dalam masyarakat hanya untuk Allah S. W. T., dan kemudian aturan di dalamnya hanya aturan untuk mendapatkan ridho Allah S. W. T. saja. Masyarakat ini baru dikatakan masyarakat beradab. Adapun masyarakat di mana pemerintahan adalah untuk orang lain selain Tuhan, itu adalah masyarakat terbelakang, bodoh, karena tidak ada kebebasan sejati dan tidak ada martabat sejati bagi manusia di dalamnya.

2.      Ikatan dasar majelis Islam dalam masyarakat adalah keimanan. Profesor Dr. Yusuf Al-Ash menegaskan, makna ini, dalam pencariannya akan ruh peradaban Islam, Perbedaan yang paling menonjol antara konsep peradaban dalam pemikiran Islam dan konsepnya dalam pemikiran Barat, didasarkan, Barat melihat kemajuan sebagai materi murni, sedangkan Islam melihat bahwa kemajuan bertajuk pada moral dan materi, landasannya adalah tauhid. Setiap kemajuan dalam konsep Islam harus didasarkan pada pembebasan dari perbudakan kepada selain Allah S. W. T., sehingga tidak beriman kepada kekuasaan selain kekuasaan-Nya.  Dengan demikian masyarakat Islam menjadi satu-satunya masyarakat yang beradab karena keimanan sajalah yang menjadi pengikat dasar majelis di dalamnya. Tidak ada tanah air bagi seorang Muslim kecuali di mana hukum Allah S. W. T.. sehingga ikatan antara dia dan penduduknya dibangun atas dasar hubungan dengan Allah S. W. T. Kesimpulannya, masyarakat di mana orang berkumpul pada masalah yang berkaitan dengan kehendak bebas dan pilihan diri mereka yang tidak sesuai dengan keislaman adalah masyarakat terbelakang. Dalam terminologi Islam disebut masyarakat pra-Islam. Staudi kasus mengenai masalah di atas sebagaimana Kapitalisme telah membangun masyarakat kapitalisnya atas dasar nasional, seksual, dan geografis, dan hasilnya adalah monopoli, eksploitasi, dan penghinaan terhadap kemanusiaan. Adapun komunisme, bertujuan untuk membangun masyarakat atas dasar ikatan lain yang melampaui batasan gender, orang, tanah, warna kulit, dan bahasa dan tidak berusaha untuk membangun atas dasar ilahi atau bahkan manusia secara umum. Tetapi sebaliknya mencoba membangunnya atas dasar kelas (proletariat). Citra majelis ini datang sebagai aspek lain dari majelis Romawi kuno, yang didasarkan pada basis kelas bangsawan, dan hasilnya adalah majelis ini hanya menyoroti yang terburuk dalam diri, yaitu kebencian terhadap semua kelas lainnya. Sementara keinginan manusia dalam berekspresi dan kebebasan dalam membangun tanah air dan mempromosikan kehidupan dengan cara yang tepat menghilang, dan atas dasar ini dan komunisme jatuh. Adapun situasi dalam Islam justru sebaliknya. Salah satu hasil yang luar biasa adalah terbentuknya masyarakat di atas ikatan keimanan berdasarkan kehendak bebas dan pilihan bebas manusia. Dengan demikian, masyarakat muslim menjadi masyarakat yang terbuka bagi semua ras manusia, kompetensi dan energinya, sehingga menghasilkan peradaban manusia yang indah yang mengandung rangkuman energi manusia pada masanya. Secara keseluruhan, peradaban Islam yang besar ini tidak pernah Arab, tetapi selalu Islami.

3.      Manusia menempati kedudukan tertinggi dalam kehidupan. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kemanusiaan dan akhlak yang luhur, karena nilai-nilai inilah yang mengembangkan sifat-sifat kemanusiaan dalam diri manusia dan membedakannya dengan makhluk lain. Masyarakat ini, di mana orang beralih dari menyembah selain Allah menjadi menyembah Allah saja. Ini adalah peradaban di mana Islam mentransfer kelompok ini untuk memasuki masyarakat maju secara industri atau pertanian, ia menggunakan semua ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan membangun peradaban masyarakat ini, memanfaatkan apa yang mereka miliki dengan cara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan ajarannya. Dengan demikian Islam membangun bentuk peradaban yang berbeda dan beragam menurut lingkungan  yang dimasukinya. Tugas ilmu pengetahuan dalam masyarakat Islam yang beradab bukanlah menaklukkan atau mengalahkan alam, melainkan bersikap lembut terhadapnya, dan rajin menemukan hukum-hukum Tuhan di dalamnya. Allah SWT berfirman ”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi, semuanya) Allah S. W. T. berfirman, “Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah menundukkan untukmu apa yang di bumi dan apa yang kapal berlayar di laut dengan perintah-Nya dan Dia menahan langit agar tidak jatuh ke bumi kecuali dengan izin-Nya?”

4.      Keluarga sebagai dasar struktur sosial. Merawat generasi adalah salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Jadi, tugas utama keluarga dalam Islam adalah menyiapkan dan merawat generasi Islami. Suami dan istri bersama-sama untuk membentuk keluarga yang harmonis dan mendidik anak-anaknya. Dalam fitrahnya, perempuan memeliki hasrat, kelembutan, kebaikan, dan pemahaman tentang anak-anak. Inti dari prinsip ini adalah bahwa Islam adalah peradaban dan masyarakat Islam beradab karena meyakini bahwa mempersiapkan generasi yang baik dalam sifat kemanusiaan dan menjauh dari sifat hewani hanya dapat terjadi dalam pangkuan keluarga. (dan di antara tanda-tanda-Nya adalah bahwa Dia menciptakan untukmu istri-istri dari kalanganmu sendiri agar kamu mendapatkan ketenangan pada mereka dan Dia jadikan di antara kamu kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir)


Manusia menjalankan kepemimpinan di bumi berdasarkan perbuatan baik. Menjalankan kepemimpinan di muka bumi adalah kewajiban seseorang atas dasar amal saleh. Firman Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” Pada bagian ini, manusia dituntut untuk menggunakan keterampilan dengan semaksimal mungkin dalam pekerjaan.  Apakah penguasaan dalam bekerja dan keterampilan dalam melaksanakannya cukup untuk membangun peradaban yang sejati?. Jawaban yang tepat untuk hal ini, tentu saja tidak cukup. Aspek selanjutnya yang harus diperhatikan adalah ihsan dalam perbuatan, yaitu mengarahkan perbuatan seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ihsan dalam konsepsi Islam, yaitu tingkatan tertinggi dalam level ketakwaan. Ihsan adalah menyembah Allah S. W. T. seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika Engkau tidak melihat-Nya, maka Dia (Allah S. W. T. melihatmu. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan menguasainya, dengan mengindahkan Tuhan dalam pelaksanaannya. Pekerja Muslim yang beradab memperhatikan Tuhan dalam pekerjaannya dan percaya bahwa Tuhan melihatnya, sehingga ini akan menjadi motivasi besar baginya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Sarana manusia untuk mencapai persyaratan pemimpin, yaitu membangun tanah dan mengembangkannya sesuai dengan syariah Allah S. W. T. Intinya, budaya dan peradaban dalam konsepsi Islam terkait secara organik. Ketika aspek praktis budaya menerapkan penerapan aspek normatif yang benar, realistis dan praktis di dalamnya, dengan menggunakan semua data manusia, waktu dan tempat ... peradaban akan terjadi. Karena peradaban, adalah membangun bumi dan memajukan kehidupan di atasnya secara manusiawi, moraldan sosial, menurut syariah Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-Nya.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK