1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii

 

 


“al-Ahdhaarah al-Islaamiyyah” diterjemahkan sebagai peradaban Islam. Kata tersebut juga sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan “Kebudayaan Islam”. Sedangkan dalam bahasa Arab, “Kebudayaan adalah ats-Tsaqaafah. Selain itu, dalam bahasa Arab dibedakan antara Tsaqafah (kebudayaan), Hadharah (kemajuan) dan Tamaddun (peradaban).

Konsep peradaban akan memiliki banyak corak paham yang berbeda, termasuk konsep peradaban dalam pemikiran Islam. Konsep peradaban Islam, dalam budaya Islam merupakan aspek terapan secara praktis dan realistis yang benar dari aspek normatif dengan menggunakan semua indra manusia, ruang dan waktu, dalam menghadirkan peradaban. Peradaban adalah bangunan di muka bumi dengan dengan segala aktifitas kehidupan di atasnya secara manusiawi, moralitas, ilmiah, sastra, seni, dan sosial, pun berdasarkan metodologi dan hukum Tuhan.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang beradab. Adapun masyarakat lain yang mengingkari keberadaan Tuhan terlebih dahulu, memisahkan antara urusan ketuhanan dan keduniawian, atau tidak menerapkan hukum Tuhan dalam sistem kehidupan, semua itu adalah masyarakat yang bodoh atau terbelakang.

Salah satu ciri peradaban yang paling menonjol dalam konsepsi Islam, sebagaimana dikatakan Profesor Muhammad Asad, “Subjektivitas peradaban Islam” Peradaban Islam bukanlah hasil tradisi yang diwariskan, bukan juga hasil perkembangan intelektual yang datang dari masa lalu, melainkan merupakan pancaran diri, langsung dari Quran dan sunnah Rasulullah. Kemudian hal tersebut diterapkan secara praktis dalam kehidupan nyata.

Peradaban adalah pencapaian tertinggi kreatifitas manusia. Acapakali disebutkan peradaban sebagai upaya untuk menyebutkan unsur kebudayaan yang maju, baik dari segi intelektual, seni, teknologi pada kehidupan masyarakat[1]. Dalam pandangan Arkeo-Islamologi, peradaban adalah kebudayaan tertinggi, dilihat dari ketercapaian kemajuan berpikir masyarakat[2].

Ar Rozi sendiri menegaskan bahwa peradaban Islam, bagaiaman memupuk hubungan sosial, dengan sikap terbaik untuk menjaga harga diri dan menaati sunnah Nabi. [3]  Islam dan peradaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sejak keberadaannya, Islam telah membawa serta konsep dan misi peradaban yang khas. Peradaban Islam bersumber dari “din-agama” yang bersumber dari wahyu Tuhan. Karena itu peradabannya sering disebut Tamaddun atau Madaniyyah karena asalnya dari din.

Peradaban Islam bersumber dari Quran, kitab yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Para sejarawan modern bersepakat bahwa Quran dan Sunnah merupakan sumber pendorong bagi bangkitnya tradisi intelektual. Kedua sumber tersebut kaya dengan ayat-ayat yang mendasari ilmu peradaban Islam.

 

A.     Prinsip Peradaban dalam Persepsi Islam

Diskusi tentang peradaban itu menarik, bukan karena Berfungsi untuk membantu melaksanakan rekonstruksi kejayaan masa lalu umat manusia. Pembahasan tentang peradaban memang menarik dan perlu untuk meramal masa depan umat manusia. Karena itu, peradaban tidak lagi dilihat sebagai fenomena etnik dan antropologis, melainkan sebagai sebuah bagian dari fenomena politik dan ekonomi global, hingga bagian kehidupan dari hal lain.

Pernyataan H.A.R. Gibb dalam bukunya Wither Islam menyatakan “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization”. Artinya: Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna.

Sebuah peradaban dimiliki bersama oleh masyarakat. Masyarakat merupakan sebuah wadah. Peradaban merupakan isi wadah berupa masyarakat. Posman Simanjuntak menyebutkan, faktor membedakan perkembangan peradaban dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya adalah[4]:

1.      Faktor alam (lingkungan geografis), termasuk karakteristik lahan dan iklim. Faktor ini berdampak besar pada pembentukan peradaban.

2.      Faktor kebiasaan. Jika Anda memperhatikan kebiasaan orang, akan ada perilaku di dunia yang dilarang di masyarakat, sementara di komunitas lain tidak dilarang atau dipertanyakan. masalah ini dapat mempengaruhi perkembangan peradaban masyarakat yang terpengaruh

3.      Faktor stratifikasi sosial. Strata sosial terbentuk karena setiap masyarakat memiliki sikap menghargai hal-hal tertentu dalam hidup menghasilkan peradaban yang berbeda.

4.      Faktor Ideologis. Ideologi adalah kumpulan gagasan, prinsip, dan tatanan yang baik kehidupan sosial dan pemerintahan. Ideologi digunakan sebagai pedoman hidup dan visi kehidupan keyakinan/Agama Bangsa. Peradaban berdasarkan agama bisa berbeda dengan peradaban berdasarkan agama lain, karena sistem nilai yang berbeda dan tertutup

5.      Faktor Ilmiah dan Teknologi. Orang-orang masih berusaha mempelajari sains dan teknologi untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan aspek kehidupan dalam peradaban



[1] Suyuthi Pulungan, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2017)Hal. 635.

[2] Ibid.

[3] Aunur Rahim Faqih dan Muntoha, Pemikir dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm. 13.

[4] Posman Simanjuntak, Antropologi, (Jakarta: Erlangga, 1997), 46.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK