“al-Ahdhaarah
al-Islaamiyyah” diterjemahkan sebagai peradaban Islam. Kata tersebut juga
sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan “Kebudayaan
Islam”. Sedangkan dalam bahasa Arab, “Kebudayaan adalah ats-Tsaqaafah. Selain
itu, dalam bahasa Arab dibedakan antara Tsaqafah (kebudayaan), Hadharah
(kemajuan) dan Tamaddun (peradaban).
Konsep peradaban akan memiliki banyak corak paham yang
berbeda, termasuk konsep peradaban dalam pemikiran Islam. Konsep peradaban
Islam, dalam budaya Islam merupakan aspek terapan secara praktis dan realistis
yang benar dari aspek normatif dengan menggunakan semua indra manusia, ruang
dan waktu, dalam menghadirkan peradaban. Peradaban adalah bangunan di muka bumi
dengan dengan segala aktifitas kehidupan di atasnya secara manusiawi, moralitas,
ilmiah, sastra, seni, dan sosial, pun berdasarkan metodologi dan hukum Tuhan.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang beradab. Adapun
masyarakat lain yang mengingkari keberadaan Tuhan terlebih dahulu, memisahkan
antara urusan ketuhanan dan keduniawian, atau tidak menerapkan hukum Tuhan
dalam sistem kehidupan, semua itu adalah masyarakat yang bodoh atau
terbelakang.
Salah satu ciri peradaban yang paling menonjol dalam konsepsi
Islam, sebagaimana dikatakan Profesor Muhammad Asad, “Subjektivitas peradaban
Islam” Peradaban Islam bukanlah hasil tradisi yang diwariskan, bukan juga hasil
perkembangan intelektual yang datang dari masa lalu, melainkan merupakan
pancaran diri, langsung dari Quran dan sunnah Rasulullah. Kemudian hal tersebut
diterapkan secara praktis dalam kehidupan nyata.
Peradaban adalah pencapaian tertinggi kreatifitas manusia.
Acapakali disebutkan peradaban sebagai upaya untuk menyebutkan unsur kebudayaan
yang maju, baik dari segi intelektual, seni, teknologi pada kehidupan
masyarakat[1].
Dalam pandangan Arkeo-Islamologi, peradaban adalah kebudayaan tertinggi,
dilihat dari ketercapaian kemajuan berpikir masyarakat[2].
Ar Rozi sendiri menegaskan bahwa peradaban Islam, bagaiaman memupuk
hubungan sosial, dengan sikap terbaik untuk menjaga harga diri dan menaati
sunnah Nabi. [3]
Islam dan peradaban merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sejak keberadaannya, Islam telah membawa
serta konsep dan misi peradaban yang khas. Peradaban Islam bersumber dari
“din-agama” yang bersumber dari wahyu Tuhan. Karena itu peradabannya sering
disebut Tamaddun atau Madaniyyah karena asalnya dari din.
Peradaban Islam bersumber dari Quran, kitab yang menjadi
pedoman hidup umat Islam. Para sejarawan modern bersepakat bahwa Quran dan
Sunnah merupakan sumber pendorong bagi bangkitnya tradisi intelektual. Kedua
sumber tersebut kaya dengan ayat-ayat yang mendasari ilmu peradaban Islam.
A.
Prinsip Peradaban
dalam Persepsi Islam
Diskusi tentang peradaban itu menarik, bukan karena Berfungsi
untuk membantu melaksanakan rekonstruksi kejayaan masa lalu umat manusia.
Pembahasan tentang peradaban memang menarik dan perlu untuk meramal masa depan
umat manusia. Karena itu, peradaban tidak lagi dilihat sebagai fenomena etnik
dan antropologis, melainkan sebagai sebuah bagian dari fenomena politik dan
ekonomi global, hingga bagian kehidupan dari hal lain.
Pernyataan H.A.R. Gibb dalam bukunya Wither Islam
menyatakan “Islam is indeed much more than a system of theology, it is a
complete civilization”. Artinya: Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama,
ia adalah suatu peradaban yang sempurna.
Sebuah peradaban dimiliki bersama oleh masyarakat. Masyarakat
merupakan sebuah wadah. Peradaban merupakan isi wadah berupa masyarakat. Posman
Simanjuntak menyebutkan, faktor membedakan perkembangan peradaban dari satu
masyarakat ke masyarakat lainnya adalah[4]:
1.
Faktor alam (lingkungan
geografis), termasuk karakteristik lahan dan iklim. Faktor ini berdampak besar
pada pembentukan peradaban.
2.
Faktor kebiasaan. Jika
Anda memperhatikan kebiasaan orang, akan ada perilaku di dunia yang dilarang di
masyarakat, sementara di komunitas lain tidak dilarang atau dipertanyakan.
masalah ini dapat mempengaruhi perkembangan peradaban masyarakat yang
terpengaruh
3.
Faktor stratifikasi
sosial. Strata sosial terbentuk karena setiap masyarakat memiliki sikap
menghargai hal-hal tertentu dalam hidup menghasilkan peradaban yang berbeda.
4.
Faktor Ideologis. Ideologi
adalah kumpulan gagasan, prinsip, dan tatanan yang baik kehidupan sosial dan
pemerintahan. Ideologi digunakan sebagai pedoman hidup dan visi kehidupan
keyakinan/Agama Bangsa. Peradaban berdasarkan agama bisa berbeda dengan
peradaban berdasarkan agama lain, karena sistem nilai yang berbeda dan tertutup
5.
Faktor Ilmiah dan
Teknologi. Orang-orang masih berusaha mempelajari sains dan teknologi untuk
mengetahui ilmu pengetahuan dan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan aspek
kehidupan dalam peradaban
No comments:
Post a Comment