1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii
Puisi
Oleh: Irpan Ilmi
Puisi adalah pengutaraan dari keinginan mendapatkan kebenaran, keindahan dan kekuatan, mewujudkan dan menyatakan pengertiannya melalui imajinasi dan khayalan, dan mengubah bahasanya pada prinsip keragaman dalam kesatuan (Abrams). Puisi sebagai jenis bahasa yang mengatakan lebih banyak dan lebih intensif daripada apa yang dikatakan oleh bahasa harian.
Pada dasarnya menulis pagi seorang pemula, atau penulis yang sudah terkenal sekalipun jarang yang menggunakan teori. namun, alangkah baiknya, jika keduanya antara sebuah karya didukung dengan teori yang mengantarkan pada karya tersebut. Maka disini ada berberapa hal yang harus dipahami dalam membuat puisi khusunya, atau dalam membuat karya sastra lainnya.
1.       Pendekatan.
a.       Dikotomi. pembagian atas dua kelompok yg saling bertentangan
b.       Fenomenologi. Ilmu tentang perkembangan kesadaran dan pengenalan diri manusia. Berhubungan dengan dunia filsafat.
c.       Strukturalisme. Hubungan antara unsure bahasa, system bahasa dan penelitian bahasa.
d.       Semiotic. Segala sesuatu yang berhubungan deengan tanda-tanda dan lambing kehidupan manusia.
2.       Unsure-unsur pengembangan puisi.
·         Konotasi
1.       Konotasi Emosional.  Konotasi emosional berkaitan dengan emosi kita terhadap suatu kata, bagaimana kata itu terkait dengan emosi takut, senang atau jijik kita.
2.       Konotasi Intelektual. Konotasi intelektual berkaitan dengan arti intelektual dari sebuah kata harusnya melebihi pengertian denotasinya. Kata, seperti kita tahu, seringkali memiliki beberapa pengertian denotasi pada saat yang sama. Konotasi emosional terdapat dalam perasaan atau emosi kita, tapi konotasi intelektual berkaitan dengan pikiran dan seringkali melibatkan permainan kata yang cerdas.
·         Unsur Isi Dan Makna
1.       Secara tradisional. Bentuk dan isi
2.       Semantic. Makna kata-kata. Kalimat. Seluk beluk pergeseran arti.
Waluyo (1987: 27) struktur fisik puisi terdiri dari baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi.
·         Struktur dalam puisi:
1.       Diksi. Use and choice of word
2.       Citraan. Gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pengindraan, untuk menarik perhatian, memberikan kesan mental atau bayangan visual penyai menggunakan gambaran-gambaran angan.
3.       Kata konkret. Suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
4.       Figurative. bersifat kiasan atau lambang
5.       Irama (rima, ritma, metrum).
6.       Tipografi. Pada dasarnya merupakan aspek non kebahasaan yang menunjang terciptanya kepuitisan puisi. Tipografi dapat dibaca secara kasat mata oleh pembaca puisi.
Antara bahasa citraan dan majas sebenarnya terdapat paralelisme, keduanya saling mendukung, berbeda tapi tidak dapat dipisahkan dalam menggunakannya. Sebagaimana telah kita ketahui citaraan adalah Gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pengindraan, untuk menarik perhatian, memberikan kesan mental atau bayangan visual penyai menggunakan gambaran-gambaran angan. Sedangkan majas cara melukiskan sesuatu dng jalan menyamakannya dengan sesuatu yangg lain; kiasan.
Namun dalam hal ini, penulis akan mengemukakan tatacara penulis puisi dengan menggunakan teori citraan.
1.       Citraan penglihatan. (visual imagery)
Melihat emak bermandikan air mata
Sebening embun suci di pagi buta
Perlahan mengalir membasahi pipi
Terus mengalir tanpa henti
2.       Citraan pendengaran (Audiotory Imagery)
Pohon kecilku berteriak keras
Disambut gemuruh angin
Bercampur petir, hujan makin deras
3.       Citraan penciuman (Smel Imagery)
Aku mencium bau busuk
Dilorong kemiskinan yang terpuruk
Apek, sepanjang labirin rakyat terpuruk
Harumnya dunia telah dicium pejabat ambruk
4.       Citraan Rasaan (taste Imagery)
Disamping kuburan tak bertuan
Rasa takut mulai menjalar
Sekelebat baying putih di muka malam
Ada tangis histeris diujung jalan
Ada gelitik anak kecil berlarian
Satu persatu bulu-bulu berdiri
Setengah dua belas seperti mimpi
Syetan-setan terus menakuti
5.       Citraan rabaan (Tactile Imagery)
Luka kulitku tersayat pisau
Perihnya menjalar bagai nalar
Tetes demi tetes darah tak ku biarkan
Merobek kulit menganyam kepedihan
6.       Citraan gerak (Kinaesthetic imagery)
Bersama pagi malam berakhir
Ayam berkok bukti adanya
Mentari meninggi malam tak lagi kelam
Menggeliat aku menjamunya sopan
Setelah memahami teori diatas alangkah, ternyata menulis (membuat puisi) itu mudah. Menorehkan apa yang kita alami dari penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, sebagaimana yang telah dianugrahkan oleh tuhan lewat panca indra. Terlepas dari teori diatas menulis adalah asumsi wajib bagi manusia untuk mengembangkan rangsangan intelektual, dan kepekaan dalam hidup. Adakalanya puisi memelukan pemahaman , dan analisis dalam mencerna setiap kata, karena kebayakan dari puisi mengandung kata yang ambigu, dan ke ambigu an dalam menulis puisi menurut penulis diharuskan. Supa puisi tersebut berkarakter, Multi-Inter-Disipliner.
Kekuasaan Tak Bertuhan
Oleh: Al Abu Ilmi
Rakyat kecil menyapa kalian
Dengan nada tak bertuan
Menghilangkan prilaku tidak berprikemanusian
Karena bosan dengan kebobrokan
(Bersambung... baca puisi Kekuasaan Tak Bertuhan juz# 3 di buletin Sastra Nuun.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK