Membaca Matahari
Oleh: Ananda Halisa Musyaffa
Aku mencoba membaca isyarat matahari
apa yang dia rasakan apa yang dia pikirkan
telah hidup ribuan tahun tanpa seorang teman
akankah dia merasa bosan
menyinari bumi yang semakin gersang
akankah dia merasa jenuh
melihat bayang-bayang kehancurannya sendiri
aku mencoba membaca matahari
apa yang sedang dilakukannya di waktu malam
aku menyangka dia menangis di peraduannya
sedu sedannya membuat bumi gulita di waktu malam
isak tangisnya membuat detak nadi bumi berhenti berdenyut
matahari sedang ketakutan!!!!
menanti akhir ceritanya sendiri
menunggu kegelapan menjemputnya dan menyapanya lembut
dia tak lagi bersinar terang dan tersenyum senang
dia tak lagi memberi cahaya pada dedaunan dan padang pasir
dia tak mau lagi menemani samudera yang bening dan luas di alam raya
Aku mencoba membaca matahari
dia merasa malu pada dirinya sendiri
dia berkata padaku suatu hari...
"Hai kawan, usahaku telah sia-sia, aku telah menemui riwayatku pagi ini
kami telah bertegur sapa berbagi cerita tentang sebuah nafas dan nadi yang kami denyutkan bersama"
Aku mencoba membaca matahari
dia pernah bahagia
melihat kawan-kawannya di bawah sana saling bercengkrama
tertawa ria bersama langit, laut, dan gerimis
namun dia lebih sering bersedih hati
melihat darah dan perang
asap dan debu
sempit dan sesak
juga bau busuk menyengat hidung
oleh omong kosong keturunan tanah liat
Matahari, sang mega itu sedang bersedih pada kekasihnya...
No comments:
Post a Comment