A.
Penaduluan
Bahasa merupakan alat berkomunikasi; bahasa
arabik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini setiap bahasa arabhasa
memunyai teori masing-masing, salah satunya dari segi gramatikal.
Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini berdasarkan
konsep ketaktunggalannya (jamak) digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu:
(1) bahasa yang tidak mengenal dualis maupun trialis, yakni bahasa yang memiliki ketaktunggalan yang bermakna lebih dari satu, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
(1) bahasa yang tidak mengenal dualis maupun trialis, yakni bahasa yang memiliki ketaktunggalan yang bermakna lebih dari satu, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
(2) bahasa yang mengenal dualis, tetapi tidak
mengenal trialis, yakni bahasa yang memiliki ketaktunggalan yang bermakna lebih
dari dua seperti bahasa Arab;
(3) bahasa yang mengenal trialis, yakni bahasa
yang memiliki ketaktunggalan yang bermakna lebih dari tiga, seperti bahasa
Fiji.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang bertipe fleksi, bahasa arab ini memiliki
struktur yang sangat kompleks, satu kata dalam bahasa Arab bisa memiliki sejumlah satuan arti. Dalam bahasa arab dikenal 3 kasus:
(1) rafa’ disertai
dengan vokal ḍamma, misalnya: “Jendela” nafidatun (nakirah [tanpa alif dan
lam/ال]), “jendela itu” al-nafidatu (ma’rifah
[dengan alif dan lam/ال]);
(2) nasb disertai
dengan vokal fathah, misalnya: nafidatan
(nakirah) - al-nafidata (ma’rifah);
(3) jarr disertai
dengan vokal kasrah, misalnya: fī nafidati - fī al-nafidati (Haywood, 1962:33)
Begitu kompleksnya bahasa
Arab, dibuktikan pula dengan kategori-kategori infleksional bahasa seperti
jumlah, gender, dan kasus untuk kelas nomina, sedangkan jumlah, gender, kala,
modus dan aspek untuk kelas verbahasa arab.
Dalam Bahasa Arab terdapat tiga bagian kalimat (ajzā’u al-
jumlah) :
1)
isim (nomina), isim adalah setiap
kata yang digunakan untuk menandai nama orang,
hewan, tumbuhan, barang/benda, dan lain-lain;
2)
fi’il (verba), fi’il
adalah kata kerja yang menunjukkan pada terjadinya suatu perbuatan di waktu
tertentu. Verba berdasarkan kala dibagi menjadi dua: fi’il māḍi
adalah kata kerja bentuk lampau; fi’il
muḍāri’ adalah kata kerja yang menunjukkan waktu sekarang (present)
dan yang akan datang (future). Kedua bentuk Kata kerja itu memiliki 14
bentuk kata yang penggunaannya dibedakan berdasarkan kata ganti / ḍāmir.
3)
harf (partikel), sebagaimana
pada bahasa lain, partikel dalam bahasa Arab adalah setiap kata yang tidak
mempunyai makna sempurna kecuali jika dirangkaikan dengan kata lain.
Lantas, Berkenaan dengan jumlah pada kelas nomina, bahasa Arab memiliki tiga bentuk jumlah, yakni tunggal (mufrād),
dual (muṡannā), dan jamak (jama’); jamak berlaku untuk lebih dari
dua.
Jamak pada bahasa Arab mengarah pada jumlah yang lebih dari dua. Ada dua kategori jamak: pertama,
hanya dengan menambahkan /وْنَ-/ wawu dan nun atau /اتٌ-/ alif
dan ta pada nominatif, dan /ين-/ yā
dan nūn atau /اتٍ-/ alif dan tā’ pada akusatif dan
genitif; kedua: dengan beberapa pola yang akan di uraikan kemudian.
Kajian ini berusaha
menjelaskan bentuk-bentuk jamak dan pembahasan arab lainnya, namun bentuk jamak tidak dapat dilepaskan dari bentuk tunggal dan
dualnya. Proses terbentuknya sebuah kata hingga jamak dalam bahasa arab Arab
yaitu:
Mufrād ( kitābu ) → Muṡannā ( kitabāni ) →
jama’ ( kutubun )
Pada contoh di atas, kata kitābu
‘buku’ menunjukkan kata benda tunggal, kitabāni ‘dua buku’ menunjukkan
kata benda dual, dan kutubun ‘tiga buku atau lebih’ menunjukkan kata
benda jamak/berjumlah banyak.
Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan
kaidah-kaidah tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia
ini, baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan
kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana
bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak
(bentuk kata yang menyatakan lebih dari satu atau banyak) dan tunggal seperti
dalam bahasa Arab, bahasa Perancis, dan bahasa Inggris. Artinya, bahasa
Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jamak. Bentuk boy
dan man dalam bahasa Inggris yang berubah menjadi boys dan men
ketika menyatakan jamak, tidak pernah dikenal dalam bahasa Indonesia. Bentuk bajus
(jamak dari kata baju), temans (jamak dari teman), dan
kursis (jamak dari kursi), misalnya, tidak dikenal dalam bahasa
Indonesia karena memang bukan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk menyatakan pengertian jamak dalam bahasa
Indonesia dipergunakan bentuk perulangan (reduplikasi), kata bilangan
(numeralia), atau bentuk kata yang menyatakan jamak. Contoh kata buku,
kata itu mempunyai pengertian yang netral mempunyai bentuk jamak buku-buku
, tiga buku, atau banyak buku. Di samping itu, verba di dalam
kalimat juga mempengaruhi konsep ketunggalan dan kejamakan.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pembentukan Jamak dalam bahasa Indonesia
2.
Bagaimana pembentukan Jamak dalam bahasa Arab
3.
Apakah ada kebertemuan konsep jamak dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Arab?
B.
Pemabahasan
B.1
Jamak adalah bentuk kata yang menyatakan lebih dari satu atau banyak.
Pembentukan jamak dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
·
Reduplikasi.
Reduplikasi adalah proses
morfologis yang mengubahasa arabh leksem menjadi kata setelah mengalami proses
morfologis reduplikasi, bahasa arabik;
1. Pengulangan suku awal,
2. Pengulangan Utuh,
3. Pengulangan penuh yang
berubah bunyi,
4. Pengulangan suku akhir[1]
Berdasarkan hemat penulis,
tidak semua bentuk reduplikasi masuk dalam pembentukan jamak. Diantra yang
dapat memuat proses pembuatan jamak adalah:
-
Reduplikasi Utuh.
Reduplikasi yang
dapat menjadi pemarkah jamak adalah sejenis reduplikasi yang cenderung
bersenyawa denga bentuk dasar nomina berciri + HITUNG (countable nouns).
Untuk lebih jelasnya cermati contoh berikut.
(1) Pelajar-pelajar berlombahasa arab membuat
mading dialun-alun kota.
(2) Aku melihat orang-orang berjubelan ngantri sembahasa
arabko dirumah Pak RT”.
Kejamakan nomina pelajar dan orang pada pelajar dan orang-orang dihasilkan oleh adanya
gramatikal antara nomina partai dan orang sebahasa arabgai bentuk
dasar dengan pelajar-pelajar dan orang-orang
sebahasa arabgai morfem ulang (morfem reduplikasi). Hubungan semacam ini
mengakibahasa arabtkan makna jamak pada tataran kata yang berupa nomina pelajar dan orang.
Dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata
yang menunjuk pengertian jamak. Jamak dapat dinyatakan dalam bentuk pengulangan
nomina atau dengan menamhkan bentuk kata tertentu, seperti:
1.
Semua,
2.
Para, dan
3.
Bahasa arabnyak.
Namun terkadang penggunaan kata
penunjuk jamak tersebut masih tidak tepat. Dalam kaidah bahasa arabhasa
Indonesia yang bahasa arabik dan benar, morfem . Dalam berbahasa arabhasa secara nyata bahasa arabnyak ditemukan penggunaan bentuk
jamak yang mubahasa arabdzir. Contoh:
- (A) Semua pelajar-pelajar berkumpul diaula depan sekolah
- (A) Semua pelajar-pelajar berkumpul diaula depan sekolah
(B) Aku melihat semua orang-orang berjubelan ngantri sembahasa arabko
dirumah Pak RT
Seharusnya:
- (B) Aku melihat semua orang berjubelan ngantri sembahasa arabko dirumah Pak RT
-
Pemarkah Jamak dengan Reduplikasi Bervariasi
Fonem/ Pengulangan penuh yang
berubah bunyi
Penanda lain sebahasa
arabgai penanda jamak dalam bahasa arabhasa Indonesia adalah reduplikasi bervariasi
fonem. Atau hal ini juga bisa
disebut Pengulangan Dwilungga salin suara[2].
(A) Kecemasan Andre sangat terlihat ketika ibunya terkapar dirumah sakit, ia mondar-mandir
didepan ruang UGD.
Reduplikasi bervariasi fonem mondar-mandir bermakna jamak karena jika dilekati pemarkah
tunggal atau jamak akan tidak
gramatikal.
-
Reduplikasi ditambah afiks
proses reduplikasi terjadi lebih
dahulu, baru disusul oleh proses afiksasi, seperti pada berlari-lari dan
mengingat-ingat (dasarnya lari-lari dan ingat-ingat)[3]
·
Pronomina.
Pronomina adalah kata yang mengacu ke nomina lain, berfungsi untuk menggantikan
nomina[4]. Fokus
pada pembahasan, maka disebutlah pronomina jamak, terdiri dari: Kalian, mereka, kita,
kami. Sontoh:
(A) Dimana kalian semalaman
ini?
(B) Mereka pergi kepasar
bersamaan
(C) Seharusnya kita sadar bahasa
arabhwa perekonomian kita dijajah
(D) Selaku panitia kami
mengucapkan bahasa arabnyak terimakasih atas kehadiran hadirin
·
Penambahan Bilangan (Numerik)
Atau di depan kata benda itu diberi kata bilangan seperti (angka) tujuh,
bahasa
arabnyak, beberapa, sejumlah,
dan semacamnya sehingga menjadi tujuh rumah, bnyak
rumah, beberapa mobil, sejumlah
mobil, dan seterusnya. Kalau
sudah menggunakan kata bilangan di depan kata benda itu, kata benda itu tidak
boleh diulang. Jadi, kalimat yang sering terdengar dari mulut orang-orang
terkemuka di layar televisi, seperti “Hal itu menimbulkan suatu
pertanyaan-pertanyaan” adalah salah. “Suatu pertanyaan-pertanyaan” jelas salah.
Akan tetapi juga “sejumlah orang-orang yang hadir itu adalah para pimpinan
terkemuka di Indonesia” adalah salah. Kalau sudah menggunakan kata bilangan (sejumlah
adalah kata bilangan), kata benda yang berada sesudahnya tak boleh diulang yang
menunjukkan bahwa benda itu jumlahnya lebih dari satu[5].
B.2
الجمع
: اسم ناب عن ثلاثة فأكثر، بزيادة في آخره، مثل ( كاتبين، وكاتبات ) أو تغيير
في بناءه، مثل ( رجال، وكُتُب، وعُلَمَاء ) وهو قسمان:
سالم ومُكسّر
فالجمع السالم: ما سلم بناء مفرده عند
الجمع، وإنما يُزاد في آخره واو ونون، أو ياءٌ ونون، مثل ( عالمون ، وعالمين
)، أو ألفٌ وتاءٌ، مثل : ( عالمات، وفاضلاتٍ ).
وهو – أي السالم – قسمان : جمع مذكر سالم،
وجمع مؤنث سالم.
جمع المذكر السالم
يقول
ابن مالك في ألفيّته :
وارفَع بواٍو وبِيَا اجرُر وانصِبِ سَالِمَ جمْع " عامرٍ ،
ومذنبِ "[6]
تعريف
جمع المذكر السالم: ما جمع بزيادة واو ونون في حالة الرفع ، مثل :
" ونحن من الصالحين " وياء ونون في حالتي النصب والجر، مثل : " أكرم المصلحين
، وأحسن إلى العاملين "[7].
وقد أشار المصنف ابن مالك في بيته السابق
بقوله " عامر ، ومذنب " إلى ما يجمع هذا الجمع وهو قسمان : جامد ، ومشتق
.
شروط
جمع الاسم الجامد في جمع المذكر السالم :
يُشترط
في الاسم الجامد حتى يُجمع جمع مذكر سالم أن يكون
- علماً .
- لمذكر.
- عاقل.
- خال من تاء التأنيث.
- خال من التركيب.
فإن لم يكن علماً، لم يُجمع بالواو والنون، فلا يقال : في رجل :
رجلون.
وإن
كان علماً لغير مذكر لم يجمع بهما، فلا يُقال : في زينب " زينبون " .
وإن
كان فيه تاء التأنيث فلا يُجمع كذلك، فلا نقول : طلحون ، وإن أجازه الكوفيون.
وكذلك
إذا كان الاسم مركباً كـ ( سيبويه ) فلا يُقال : سيبويهون، وأجازه بعضهم.
شروط
جمع الاسم الصفة في جمع المذكر السالم :
يُشترط
ليجمع الاسم الصفة جمع مذكر سالم :
- أن يكون صفة .
- لمذكر.
- خالياً من تاء التأنيث .
- ليس من باب ( أفعل الذي مؤنثه فعلاء ).
- ولا من باب ( فعلان الذي مؤنثه فعلى ).
- ولا مما يستوي فيه المذكر والمؤنث.
§
فخرج بقولنا صفة لمذكر، ما كان صفة
لمؤنث، فلا يُقال : في حائض، حائضون .
§
وخرج بقولنا " عاقل " ما كان
صفة لغير العاقل، فلا يُقال في سابق – وهي صفة للفرس - : سابقون .
§
وخرج بقولنا " خال من تاء التأنيث
" ما كان صفة لمذكر عاقل، ولكن فيه تاء التأنيث كـ " علامة ".
§
وخرج بقولنا " ليس من باب أفعل
فعلاء " ما كان على وزن أفعل مثل " أحمر " فإن مؤنثه " حمراء
" فلا يصح قولنا : أحمرون.
§
وكذلك ما كان على وزن " فعلان
فعلى " مثل سكران، سكرى فلا يصح أن نقول: سكرانون.
§
وكذلك " ما استوى فيه المذكر
والمؤنث " لا يجمع جمع مذكر سالم. فصبور ، وجريح " كلمات استوى فيها
الجنسان فلا نقول صبورون ، ولا جريحون.
وأشار المصنف – ابن مالك رحمه الله – إلى الجامد الجامع للشروط التي
سبق ذكرها بقوله " عامر " فإنه علم لمذكر عاقل خال من تاء
التأنيث ومن التركيب؛ فيصح أن نقول فيه : عامرون .
وأشار إلى الصفة المذكورة أولاً بقوله " مذنب "
فإنه صفة لمذكر عاقل خالية من تاء التأنيث، وليست من باب أفعل فعلاء ولا من باب
فعلان فعلى، ولا مما يستوي فيه المذكر والمؤنث،فيصح أن نقول فيه " مذنبون[8]
".
ما
يُلحق بجمع المذكر السالم
قال
ابن مالك :
وشبه ذَين، وبه عشرونا وبابُه أُلحِقَ ، والأهلـــونا
أُلُو ، وعالَمُون، عِلّّيُّونـا وأَرَضُونَ شَذّ، والسِّنـُــونَا
وبابُه، ومِثلَ حِين قَد يَرِد ذَا البَابُ، وهو عِند قومٍ
يَطّرِدْ[9]
يريد
ابن مالك بقوله " شبه ذين " إلى مثيل " عامر ، ومذنب " في أن
كل علم حقق شروط " عامر ، و مذنب " فإنه يُجمع جمع مذكر سالم .
ثم بدأ بالكلام – رحمه الله – عن الملحق
بالجمع المذكر السالم :
وتعريف
الملحق: ما لا واحد له من لفظه، أو له واحد لكنه غير مستكمل للشروط، فليس
بجمع ولكن ، ملحق بالجمع.
فالملحقات هي :
§
عشرون وبابه : وهو من ثلاثون إلى
تسعين، ملحق بجمع المذكر السالم ، لأنه لا واحد له من لفظه.
§
أهلون : ملحق لأن مفرده لا يوافق
الشروط .
§
أولو : ليس له مفرد من لفظه.
§
عالمون : اسم جنس جامد .
§
عليّون : اسم لأعلى الجنة، وليس فيه
الشروط المذكورة لأنه ليس بعاقل.
§
أرضون : جمع أرض، وهي اسم جنس مؤنث .
§
السنون : جمع سنة. اسم جنس مؤنث.
§
وأشار بقوله " وبابُه " إلى
باب سنة وهو :
o كلُّ اسم ثلاثي، حُذفت لامه، وعوّض عنها هاء التأنيث، ولم يكسّر.
o فإن كُسّر كشفه وشفاه، لم يُستعمل كذلك إلا شذوذاً – كظُبة – فإنهم
كسّروه على " ظبات " وجمعوه أيضاً بالواو والنون والياء والنون "
ظُبون".
§
وأشار بقوله " ومثلَ حين قد يرد
ذا الباب " إلى أن سنين ونحوه، قد تلزم الياء، ويجعل الإعراب على النون،
فتقول وإن شئت حذفت التنوين وهو أقل من إثباته.
§
واختلف في اطراد هذا، والصحيحُ أنه لا
يطّرد، وأنه مقصورٌ على السماع.
جمع الصحيح الآخر وشبهه
إن
كان المراد جمعه صحيح الآخر، أو شبهه، زيدت فيه الواو والنون أو الياء والنون بلا
تغيير فيه، فيُقال في جمع كاتب : كاتبون .
جمع الممدود
إن
جمعت الممدود في هذا الجمع، فهمزته حُكمها في التثنية. ( أي إذا كانت همزته
للتأنيث وجب قلبها واواً، فتقول في جمع " ورقاء " علماً لمذكر عاقل :
" ورقاوون " وفي جمع " زكرياء " " زكرياوون ".
جمع المقصور
إن
جُمع المقصور هذا الجمع، تُحذف ألفه وتبقى الفتحة، بعد حذفها، دلالة عليها، فتقول
في جمع مصطفى : " مصطفَون "، ومنه قوله تعالى : " وأنتم الأعلون
"، وقوله تعالى : " وإنهم عندنا لمن المصطفَين الأخيار ".
جمع المنقوص
إن
كان ما يُجمع على هذا الجمع منقوصاً، تُحذف ياؤه، ويُضم ما قبلها، إن جمع بالواو
والنون، وتبق الكسرة، إن جُمع بالياء والنون، فتقول في جمع قاضي : " القاضون
والقاضين[10]
".
جمع المؤنث السالم
يقول ابن مالك :
وما بتا وألف قد جُمعا يُكسر في الجر وفي النصب معاً[11]
تعريف
جمع المؤنث السالم :
ما جُمع بألفٍ وتاءٍ زائدتين، مثل :
" هندات ، مرضعات، فاضلات " .
الأسماء التي تجمع هذا الجمع
يطّرد هذا الجمع في عشرة أشياء :
الأول: علم المؤنث : كـ ( دعد ، مريم ، فاطمة )
الثاني
: ما خُتم بتاء التأنيث: كـ ( شجرة ، ثمرة، طلحة،
عائشة ).
ويُستثنى من ذلك : " امرأة ، شاة،
أمة، شفة، ملة " ، فلا تُجمع بالألف والتاء. وإنما تجمع على " نساء ،
شياه، أمم، شفاه ".
الثالث
: صفة المؤنث، مقرونة بالتاء، كـ ( مرضعة ،
ومرضعات، أو دالة على التفضيل كـ فضلى " مؤنث أفضل " وفُضليات ) .
( لذلك لم يُجمع نحو : " حائض وحامل
وطالق وصبور وجريح وذمول " من صفات المؤنث، بالألف والتاء؛ لأن الشّرط في جمع
الصفة المؤنث بهما أن تكون مختومة بالتاء، أو دالة على التفضيل. وهذه الصفات ليست
كذلك. بل تجمع على حوائض وحوامل وصُبُر. وجرحى وذُمُل .
الرابع
: صفة المذكر غير العاقل : كـ ( جبل شاهق ،
وجبال شاهقات، حصان سابق، حُصن سابقات ).
الخامس
: المصدر المجاوز الثلاثة أحرف، غير المؤكِّد
لفعله. كإكرامات ، وإنعامات ، وتعريفات .
السادس
: مُصغّر مذكر ما لا يعقل . كـ ( دُريهم،
ودُريهمات ، كُتيّب، كُتيّبات ).
( وإنما
جاز جمعه لأن المصغر صفة في المعنى، وصفة المذكر غير العاقل تجمع على الألف
والتاء. أما مصغر المؤنث غير العاقل، فلا يُجمع بهما، وذلك كـ ( أُرينب ، وخنيصر،
وعقيرب ) لأنه في المعنى صفة لمؤنث خالية من التاء، وليست دالة على التفضيل. وقد
نص العلماء على أن مصغر المؤنث غير العاقل لا يجمع جمع المؤنث السالم.
السابع
: ما ختم بألف التأنيث الممدودة. كصحراء
وصحراوات. وعذراء وعذراوات، إلا ما كان على وزن ( فعلاء ) مؤنث ( أفعل )، فلا
يُجمع هذا الجمع كـ حمراء، وكحلاء، وصحراء ( مؤنث أصحر ) ، وإنما يُجمع هو ومذكره
على وزن ( فُعْل ) : كـ ( حمر ، كحل ، صحر ).
( أمّا جمعهم " خضراء على خضراوات
" كما في حديث [ ليس في الخضراوات صدقة] فخضراء هذه ليس المقصود منها الوصف
بالخُضرة، وإنما أرادوا بها الخضرة، من البقول والفاكهة فهي قد صارت اسماً لهذه
البقول. ولا يُقال في مقابلها : ( أخضر ) . فهي ( فعلاء ) ليس لها ( أفعل . وقد
جرت مجرى ( صحراء )، التي معناها الأرض الخلاء، فجمعها، كصحراء، بالألف والتاء،
إنما هو باعتبار أنهما اسمان ، لا صفتان ).
الثامن
: ما خُتم بألف التأنيث المقصورة كـ ( ذكرى ،
ذكريات ، فضلى ، فضليات، حُبلى ، حُبليات ) إلا ما كان على وزن ( فَعلى ) مؤنث (
فعلان )، فلا يُجمع هذا الجمع: كـ ( سكران ) مؤنث سكران . وإنما يُقال في جمع (
سكرى ) ومذكرها :
( سُكارى، سَكارى ، سَكْرى ).
( سُكارى، سَكارى ، سَكْرى ).
التاسع:
الاسم لغير العاقل، المصدّر بابن أو ذي : كـ {
ابن آوى ، بنات آوى ، ذي القعدة، ذوات القعدة } .
العاشر
: كل اسم أعجمي لم يُعهد له جمع آخر : كـ (
تلغراف ، التلفون، الفُنُغراف، الرزنامج، البرنامج ) .
وما عدا ما ذُكر لا يجمع بالألف والتاء إلا
سماعاً، وذلك كـ [ سماوات ، الأرضات، الأمهات، الأمات، السِّجلات، الأهلات،
الحمامات، الاصطبلات، الثيبات، الشمالات ) ومن ذلك بعض جموع الجموع كـ { الجمالات،
الرجالات، الكلابات، البيوتات، الحُمرات، الدُّورات، الديارات، القُطُرات} فكلّ
ذلك سماعي لا يُقاس عليه.[12]
الملحق
بجمع المؤنث السالم
يقول
ابن مالك:
وكذا أُلات، والذي اسما قد جُعل كأذرعات فيه ذا أيضاً[13]
- أشار بقوله [ كذا أولات ] إلى أن ( أولات ) تجري مجرى جمع المؤنث
السالم في أنها تنصب بالكسرة، وليست بجمع المؤنث السالم، بل هي مُلحقة به، وذلك
لأنها لا مفرد لها من لفظها.
- ثم أشار بقوله { والذي اسماً قد جُعل } إلى أن ما سُمي به من هذا
الجمع والملحق به نحو ( أذرعات ) ينصب بالكسرة كما كان قبل التسمية به. ولا يحذف
منه التنوين، هذا هو المذهب الصحيح. وفيه مذهبان .
- الأول أنه يرفع بالضمة وينصب ويجر بالكسرة، ويُزال منه التنوين.
- الثاني أنه يرفع بالضمة ويُنصب ويجر بالفتحة، ويحذف منه التنوين.
والبيت حيث يروى : بكسر التاء منونة كالمذهب الأول، وبكسرها بلا تنوين كالمذهب
الثاني، وبفتحها بلا تنوين كالمذهب الثالث[14].
جمع المختوم بالتاء
إن
جمعت المختوم بالتاء بهذا الجمع، حذفتها
وجوباً، فتقول في جمع فاطمة وشجرة ( فاطمات ، شجرات ).
جمع الممدود
إن
كان ما يُراد جمعه بهذا الجمع ممدوداً، فهمزته تُعطى حكمها في التثنية، فتقول في
جمع عذراء وصحراء : عذراوات وصحراوات، وتقول في جمع قُرّاء ووضّاء ، إن سمّيت بهما
أنثى : قرّاءات ، ووضاءات .
جمع المقصور
إن
أردت جمع المقصور، فألفه تُعطى حُكمها في التثنية أيضاً، فتقول في جمع حُبلى وفضلى
( حُبليات، فضليات ) ، وفي جمع رجا وهدى ( رجوات ، وهديات ) .
وإن جمعت نحو ( صلاة، زكاة، فتاة، نواة )،
مما ألفه مبدلة من الواو أو الياء، حُذفت منه التاء، وقلبت الألف المبدلة من الواو
واواً، والمبدلة من الياء ياء، وجمعته بالألف والتاء ( صلوات، زكوات، فتيات، نويات
).
وإن جمعت نحو ( حياة ) مما ألفه المبدلة من
الياء مسبوقة بياء، قلبت ألفه واواً، وإن كانت ثالثة أصلها الياء : كـ ( حيوات )
ولا تقل ( حييات ) كراهية اجتماع ياءين مفتوحتين.
جمع الثلاثي ساكن الوسط
إن
جمعت هذا الجمع اسماً ثلاثياً، مفتوح الأول، ساكن الثاني، خالياً من الإدغام، وجب
فتح ثانيه إتباعاً لأوله، فتقول في نحو ( دعد ، سجدة ، ظبية ) { دَعَدات، سجدات،
ظَبَيات } .
قال الله تعالى { كذلك يريهم الله أعمالهم
حسرات عليهم } .
قال الشاعر :
بالله يا ظبيات القاع ، قلن لنا : ليلاي منكن أم ليلى من البشر
وإن جمعت الثلاثي مضموم الأول، أو مكسوره،
ساكن الثاني صحيحه، خالياً من الإدغام، مثل
: خطوة وجمل وهند وقطعة وفِقرة ، جاز فيه ثلاثة أوجه، الأول : إتباع ثانيه
لأوّله : كـ خُطُوات ، هِنِدات. الثاني : فتح ثانيه : كـ خُطَوات ، هِنَدات، الثالث:
إبقاء ثانيه على حاله من السكون : كـ خُطْوات، هِنْدات .
أما الاسم فوق الثلاثي: كـ زينب ، سعاد،
والاسم الصفة : كـ ضخمة ، عَلْبة، والاسم الثلاثي المحرك الثاني: كـ شجرة ،
وعِنَبة ، والاسم الثلاثي الذي ثانيه حرف علّة: كـ جوزة، بيضة، سورة، والاسم الثلاثي الذي فيه إدغام كـ حِجة ، مرّة
، فكل ذلك لا تغيير فيه، بل يُقال : " زينبات، سُعادات، ضخمات ، عَبْلات،
شجرات، عِنَبات، جَوزات، بيضات، حِجات، مرّات " . وبنو هُذَيل يُحرّكون ثاني
الاسم الثلاثي، إذا كان حرف علّة عند جمعه بالألوف والتاء، بالفتح، أيةً كانت حركة
ما قبله. فيقولون في جمع سورة ، وصورة ، وديمة، وبيعة " سُوَرات ، صُورَات،
دِيَمات ، بِيَعات "[15]
جمع التكسير
جمع
التكسير ( ويُسمّى أيضاً الجمعَ المُكسر أيضاً هو ناب عن أكثر من اثنين، وتغيّر
بناء مفرده عند الجمع؛ مثل : " كُتُب، علماء، كتّاب، كواتب " .
والتغيّر:
- إما أن يكون بزيادةٍ على أصول المفرد كـ سهام وأقلام وقلوب ومصابيح.
- وإما بنقص عن أصوله : كـ
تُخم وسدر ورُسُل .
- وإما باختلاف الحركات، كـ أُسُد .
أقسام
جمع التكسير :
- جمع القلة : ما وضع للعدد القليل، وهو من ثلاثة إلى العشرة، كأحمال .
- جمع الكثرة : ما تجاوز الثلاثة إلى ما لا نهاية له ، كحمول.
فوائد جمع التكسير
1-
جمع القلة يبتدئ بالثلاثة وينتهي
بالعشرة، وجمع الكثرة يبتدئ بالثلاثة ولا نهاية له إلا صيغة منتهى الجموع، فتبتدئ
بأحد عشر. وذلك إنما هو فيما كان له جمع قلة وجمع كثرة. أما ما لم يكن له إلا جمع
واحد ولو كان صيغة منتهى الجموع فهو يُستعمل للقلة والكثرة. وذلك كـ رجال ، أرجل ،
كتب ، كتّاب ، أفئدة، كواتب، مساجد، قناديل . أما ما له جمع قلة وجمع كثرة، كأضلع
وضلوع وأضالع . فهو كما ذكرنا من التفريق. على أن العرب قد تستعمل اللفظ الموضوع
للقليل في موضع الكثير. وإن الجموع قد يقع بعضها موضع بعض ويُستغنى ببعضها عن بعض،
والأقيس أن يستغنى بجمع الكثرة عن جمع القلة لأن القليل داخل في الكثير. أما الجمع
السالم فهو بنوعيه يُستعمل للقلة والكثرة على الصحيح. وقيل هو من جمع القلة.
2-
إذا قرن جمع القلة بما يصرفه إلى جمع
الكثرة انصرف إليها كأن تسبقه " ال " الدالة على تعريف الجنس كقوله
تعالى : " وأحضرت الأنفس الشح " أو يضاف إلى ما يدل على الكثر كقوله
تعالى " يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم ناراً وقودها الناس والحجارة
".
تكسير الأسماء والصفات
لا
يُجمع من الأسماء إلا ما كان
- على ثلاثة أحرف كـ قلب قلوب.
- على أربعة أحرف ككتاب وكتُب ، ودرهم ودراهم.
- على خمسة أحرف، رابعها حرف علّة ساكن : كمصباح ومصابيح، وقنديل
وقناديل.
- وما كان منها على غير هذا، فلم يجمعوه إلا على كراهية. ذلك لأن العرب
يستكرهون تكسير ما زاد من الأسماء على أربعة أحرف، إلا أن يكون قبل آخره حرف علة
ساكن. لأن ذلك يُفضي إلى حذف شيء من أحرفه، ليتمكنوا من تكسيره.
أما الصفات، فالأصل فيها أن تُجمع جمع السلامة. وذلك هو قياس جمعها.
وتكسيرها ضعيف. لأنه خلاف الأصل في جمعها. قال ابن يعيش : " وقد تكسّر الصفة،
على ضعف، وقلّ دخول التكسير فيها. وإذا قلّ استعمال الصفة مع الموصوف، وكثر
إقامتها مقامه، علبت الاسميّة عليها، وقوي التكسير فيها" .
جموع القلة
لجمع
القلة أربع أوزان :
( 1
) أفْعُل : كـ أنْفُس وأزْرُع
وهو مع لشيئين :
الأول
: اسمٌ ثلاثيٌ، على وزن " فَعْل " صحيح الفاء والعين، غير مضاعف، كـ
نفس، أنفس .. وشذّ مجيئه من معتل الفاء. كوجه _ أوجه .
الثاني
: اسم رباعي مؤنث، قبل آخره حرفُ مدّ كذراع وأذرع، ويمين وأيمن. وشذّ مجيئه من
المذكر كشهاب وأشهب.
فوائد
1-
المراد بالاسم في باب جمع التكسير: ما
كان من الأسماء على غير صفة، كاسم الفاعل واسم المفعول والصفة المشبهة
ونحوها. فمتى اختص بالأسماء لا يجمع جمع
تكسير.
2-
إذا قيل أن بعض الأسماء أو الصفات جمع،
فالمراد به أنه لا يُقاس عليه.
3-
الصفة التي تخرج عن معني الوصفية إلى
معنى الاسمية تعامل في الجمع معاملة الأسماء لا الصفات: ألا ترى أنهم جمعوا "
عبداً " على " أعبد " لاستعمالهم إياه استعمال الأسماء. والعبد :
الإنسان حراً كان أو رقيقاً. قال سيبويه : هو في الأصل صفة، لكن استعمل استعمال
الأسماء.
( 2 ) أفعالٌ : كـ أجداد وأثواب
وهو جمع للأسماء الثلاثية على أي وزن كانت
: كـ جمل أجمال، أعضاد، أكباد، أعناق،أقفال .
ويُستثنى منها شيئان :
الأول
: ما كان على وزن ( فُعَل ) . وشذ رُطَب على أرطاب.
الثاني
: ما كان على وزن ( فََعْل ) وهو صحيح الفاء والعين، غير مضعف، فلا يجمع على (
أفعال ) وإنما على ( أفعُل ) . وشذ ( أزناد، أفراخ ، أرباع ، أحمال ).
وشذ من الصفات ( أشهاد، أعداء ، أجلاف )
( 3
) أفعِلة : كـ أعمِدَة أنصِبَة
وهو جمع لاسم رباعي ، مذكر، قبل آخره حرف
مدّ. كـ أطعمة، أحمرة، أغلمة، أرغفة، أعمدة.
وشذ من الأسماء ( أجوزة، أقفية ) وشذ من
الصفات ( أشحة، أعزة، أذلة )
( 4
) فِعْلة : كـ فتية ، شيخة
وهذا الجمع لم يطّرد في شيء من الأوزان.
وإنما هو سماعي، يُحفظ ما ورد منه ولا يُقاس عليه. وسُمع منه : ( شيخة ، فتية،
غلمة، صبية، وثيرة، شجعة، غزلة، ولدة، جلّة، علية، سفلة ).
ولأنه لا يُقاس فيه ولا اطّراد، قال ابن
السرّاج : انه اسم جمع. لا جمع . وما قوله ببعيد من الصواب.
جموع الكثرة
لجمع
الكثرة ( ما عدا صيغ منتهى الجموع ) ستّة عشر وزناً وهي :
( 1
) فُعْلٌ : كـ حُمْر ، عُور
وهو وزن لما كان صفة مشبهة، على وزن ( أفعل
) أو ( فعلاء ).
( 2
) فُعُلٌ : كـ صُبُر ، كُتُب ، ذُرُع
وهو جمع لشيئين :
الأول
: ( فعول ) بمعني ( فاعل ) صبور، صبر .
الثاني
: اسم رباعي، صحيح الآخر، مزيد قبل آخره حرف مدّ، ليس مختوماً بتاء التأنيث: كتب،
عمد.
وشذ جمع خشب، صحف.
( 3
) فُعَل: كـ غرف ، حجج ، كبر .
وهو جمع لشيئين :
الأول
: اسم على وزن ( فُعْلة ) كـ غرفة ، غرف .
الثاني
: صفة على وزن ( فُعْلى ) مؤنث ( أفعل ) كبرى أكبر ، صغرى أصغر.
( 4
) فِعَل : كـ قِطَع حِجج
وهو جمع لاسم على وزن " فِعْلة "
كـ قطعة. وشذ جمعهم قصعة ، على قِصع.
( 5
) فُعَلة : كـ هُداة ( وأصلها هُدَيَة )
وهو جمع لصفة، معتلة اللام لمذكر عاقل على
وزن " فاعل " كهاد وهداة، وشذ جمع كميّ، وسري، وباز ( كماة وسراة وبزاة
).
( 6
) فَعْلى : كـ مرضى، قتلى.
وهو جمع لصفة على وزن " فَعِيْل
"، تدل على هُلك أو توجع أو بلية أو آفة.
( 7
) فَعَلة : كـ سحرة ، بررة ، باعة
وهو جمع لصفة، صحيحة اللام، لمذكر عاقل،
على وزن " فاعل " : كساحر وسحرة، وكامل وكملة .
( 8
) فِعَلة : كـ دِرَجَة و دِببَة
وهو جمع لاسم ثلاثي، صحيح اللام، على وزن
" فُعْل " كـ دُرْج، ودِرَجَة.
( 9
) فُعَّلٌ : كـ رُكّع ، صُوّم
هو جمع لصفة، صحيحة اللام، على وزن فاعل ،
أو فاعلة.
(
10 ) فُعّال : كـ كُتّاب قُوّام
وهو جمع لصفة ، صحيحة اللام، على وزن فاعل
. كاتب كتّاب.
(
11 ) فِعالٌ : كـ جبال صعاب.
وهو جمع لستة أنواع :
الأول
: اسم أو صفة ، ليست عينهما ياءً، على وزن فَعْل أو فَعْلة . ثوب ، ثياب . صعاب ،
صعبة.
الثاني
: اسم صحيح اللام غير مضاعف، على وزن فَعَل أو فَعَلة . جمل جمال.
الثالث
: اسم على وزن " فِعْل " ذئب ذئاب.
الرابع
: اسم على وزن " فُعْل " ليست عينه واواً، ولامه ياء: رمح رماح.
الخامس
: صفة صحيحة اللام، على وزن " فعيل " " فعيلة " كريم كريمة
كرام.
السادس
: صفة على وزن " فَعْلان " أو " فَعْلى " أو " فَعْلانة
" أو " فُعْلانة " عطشان عطشى عطشانة.
(
12 ) فُعُول : قلوب كبود
هو جمع لأربعة أشياء :
الأول
: اسم على وزن " فَعِل " كبود ، نمور .
الثاني
: اسم على وزن " فَعْل " ، ليست عينه واواً، قلب قلوب . ليث ليوث.
الثالث
: اسم على وزن " فِعْل " حمل حمول.
الرابع
: اسم على وزن " فُعْل " ليس معتل العين ولا اللام ، ولا مضاعفاً : برد
برود.
( 13
) فِعْلان : غلمان ، غربان
وهو جمع لأربعة أشياء :
الأول
: اسم على وزن " فُعال" : غلام غلمان.
الثاني
: اسم على وزن " فُعَل " : جرذ جرذان .
الثالث
: اسم عينه واو ، على وزن " فُعْل " كـ حوت حيتان .
الرابع
: اسم على وزن " فَعل "، ثانيه ألف أصلها الواو . تاج تيجان.
وما جُمع على غير هذه الأربعة فهو غير
قياسي.
مثل
" صنوان ، غزلان، ظلمان، خرفان ... "
(
14 ) فُعْلان : قضبان حُمْلان
وهو جمع لثلاثة أشياء :
الأول
: اسم صحيح العين، على وزن " فَعَل " حمل حملان.
الثاني
: اسم على وزن "فعيل" قضيب قضبان.
الثالث
: اسم صحيح العين، على وزن " فَعْل " ظهر ظهران، ركْب رُكْبان.
وما ورد على غير هذه الأوزان الثلاثة فلا
يقاس عليه.
(
15 ) فُعلاء : نُبَهاء كُرَماء
وهو جمع لشيئين :
الأول
: صفة لمذكر عاقل على وزن فعيل، بمعني فاعل، صحيحة اللام، غير مضاعفة، دالة على
سجية مدح أو ذم . نبيه نُبهاء. كريم كُرماء. أو تدل على المشاركة شريك شُركاء.
الثاني
: صفة لمذكر عاقل، على وزن " فاعل " ، دالة على سجية مدح أو ذم : عالم
علماء، جاهل جهلاء.
(
16 ) أفعِلاء : أنبياء أشدّاء
وهو جمع لصفة على وزن " فعيل "
معتلة اللام، أو مضاعفة، فمعتلة اللام : نبي أنبياء. والمضاعفة شديد أشداء.
صيغ منتهى الجموع
من
جموع الكثرة جمعٌ يُقال له : " منتهى الجموع و " صيغ منتهى الجموع
"
وهو كل جمع كان بعد ألف تكسيره حرفان، أو ثلاثة أحرف، وسطها ساكن : دراهم ، دنانير.
وهو كل جمع كان بعد ألف تكسيره حرفان، أو ثلاثة أحرف، وسطها ساكن : دراهم ، دنانير.
وله تسعة عشر وزناً. وهي كلها لمزيدات
الثلاثي، وليس للرباعي الأصل وخماسية إلا " فعالل و فعاليل " ويشاركهما
فيهما بعض المزيد فيه من الثلاثي.
الرقم
|
الوزن
|
المثال
|
1
|
فعالل
|
درهم دراهم
|
2
|
فعاليل
|
دينار دنيانير
|
3
|
أفاعل
|
أسود أساود
|
4
|
أفاعيل
|
إضبارة أضابير
|
5
|
تفاعل
|
تنبل ، تنابل
|
6
|
تفاعيل
|
تقسيم ، تقاسيم
|
7
|
مفاعل
|
مسجد ، مساجد
|
8
|
مفاعيل
|
مصباح مصابيح
|
9
|
يفاعل
|
يحمد ، يحامد
|
10
|
يفاعيل
|
ينبوع ينابيع
|
11
|
فواعل
|
خاتم، خواتم
|
12
|
فواعيل
|
طاحونة ، طواحين
|
13
|
فياعل
|
صيرف ، صيارف
|
14
|
فياعيل
|
صيداح ، صياديح
|
15
|
فعائل
|
سحابة ، سحائب
كريمة ، كرائم
|
16
|
فَعَالى
|
عذارى غضابى
|
17
|
فُعالِى
|
موام
|
18
|
فُعالَى
|
سكارى غضابى
|
اسم الجمع
اسم
الجمع : هو ما تضمن معنى الجمع، غير أنه لا واحد له من لفظه، وإنما واحده من
معناه . مثل : " جيش ، واحده جندي "
ولكَ أن تعامله معاملة المفرد ، باعتبار
لفظه، ومعاملة الجمع، باعتبار معناه، فتقول: " القوم سار أو ساروا ، وشعب ذكي
أو أذكياء ".
وباعتبار أنه مفرد، يجوز جمعه كما يُجمع
المفرد مثل : " أقوام، شعوب ، جيوش" وتجوز تثنيته، مثل : " قومان ،
شعبان، قبيلتان "
اسم الجنس الجمعي والإفرادي
اسم
الجنس الجمعي : ما تضمّن معنى الجمع دالاً على الجنس. وله مفرد مميّز عنه
بالتاء أو ياء النسبة : تفّاح، سفرجل. ومفردها تفاحة، بطيخة. ومثل عرب ، ترك .
ومفرده عربي وتركي.
ويكثر ما يُميَّز عنه مفرده بالتاء في
الأشياء المخلوقة، دون المصنوعة : " نخل، نخلة، بطيخ وبطيخة "
وما دلّ على الجنس صالحاً للقليل منه
والكثير: ماء ، لبن ، عسل. فهو اسم الجنس الإفرادي.
فوائد
( 1
) تكسير ما جرى على الفعل من الصفات
ما
جرى على الفعل من الصفات : مُكرِم ، منطلق، مستخرِج ( أسماء للفاعلين ) ومكرم
ومستخرج ( أسماء للمفعولين ) فبابه أن يجمع جمع تصحيح : فالمذكر العاقل بالواو
والنون، والمؤنث والمذكر غير العاقل بالألف والتاء. إلا ما كان منه خاصاً بالمؤنث
:
" مرضع" فيجوز تكسيره قياساً : " مراضع ".
" مرضع" فيجوز تكسيره قياساً : " مراضع ".
أما اسم الفاعل من الثلاثي المجرد : كاتب ،
شاعر، كامل.
فهذا يكسّر قياساً : كتّاب، شعراء ، كملة.
لأنه لم يجر على لفظ الفعل في حركاته وسكناته.
أما اسم المفعول منه : مكتوب معلوم مبدول .
فمجرى الكلام الأكثر أنه لا يكسّر. وإنما يجمع ، للمذكر العاقل بالواو والنون،
وللمؤنث والمذكر غير العاقل بالألف والتاء. وقد سُمع تكسير مفعول على مفاعيل في
ألفاظ منها : ملايين ، ملاقيح.
( 2
) جمع الجمع
قد
يجمع الجمع مثل : " بيوتات ، رجالات ... "
ويجمع ما كان على صيغة منتهى الجموع جمع
المذكر السالم، إن كان للمذكر العاقل ( أفاضلين ) . وجمع المؤنث السالم، إن كان
للمؤنث، أو المذكر غير العاقل
( صواحبات ، صواهلات )
( صواحبات ، صواهلات )
وجمع الجمع سماعي، فما ورد منه يُحفظ ولا
يُقاس عليه.
( 3
) الجمع لا مفرد له
من
الأسماء ما لا يُستعمل إلا بصيغة الجمع، أن مفرده قد أُهمل قديماً فنسي، وذلك مثل
: ( التعاجيب، التباشير، الأبابيل ).
( 4
) الجمع على غير مفرده
من
الجموع ما يجري على غير مفرده وذلك كـ ( محاسن – حُسْن – الملامح
– لمحة – المخاطر – خطر - )
– لمحة – المخاطر – خطر - )
فمفردها الحقيقي لو سمع لكان محسناً،
ملمحاً .
( 5
) ما كان جمعاً وواحداً
من
الأسماء ما يكون جمعاً ومفرداً بلفظ واحد : الفُلك قال الله تعالى (( في الفُلك
المشحون ))، فلما جمعه قال : (( الفُلك التي تجري في البحر )) . ومن ذلك قولهم ((
رجل جُنبٌ، ورجال جنب )) بضمتين .
قال الله تعالى (( وإن كنتم جنباً فاطهروا
)) ومنه العدو قال تعالى ( فإنهم عدو لي
إلا رب العالمين )) . وقال (( وإن كان من قوم عدو لكم )) .
ومنه الضيف (( هؤلاء ضيفي )) . و "
الولد " تقول: " هذا ولدُ فلان وهؤلاء ولدُهُ ". ويجوز أن تجمعه
فتقول [ أولاد ] فكل ذلك يستوي فيه الواحد والجمع، وكذا المذكر والمؤنث.
( 6
) جمع المركبات
إذا
أردت جمع مركّب إضافي مصدّر بابن ، أو ذي ، فإن كان للعاقل جمعت
" ابناً " جمع المذكر السالم أو جمع التكسير، وجمعت " ذو " جمع المذكر السالم لا غير: فتقول في جمع ابن عباس : بنو عباس ، أو أبناء عباس . وتقول في جمع ذو علم : ذوو علم. وإن كان لغير العاقل : كابن آوى وابن عرس وابن لبون وذي القعدة وذي الحجة ، جمعت " ابناً " على " بنات " ، و"ذو" على " ذوات " ، بنات آوى، ذوات القعدة.
" ابناً " جمع المذكر السالم أو جمع التكسير، وجمعت " ذو " جمع المذكر السالم لا غير: فتقول في جمع ابن عباس : بنو عباس ، أو أبناء عباس . وتقول في جمع ذو علم : ذوو علم. وإن كان لغير العاقل : كابن آوى وابن عرس وابن لبون وذي القعدة وذي الحجة ، جمعت " ابناً " على " بنات " ، و"ذو" على " ذوات " ، بنات آوى، ذوات القعدة.
وإن كان غير مصدّر بابن ولا ذي ، تجمع صدره
كما تجمع الأسماء من حده، تقول في جمع قلم الرجل : " أقلام الرجال ".
فإن كان المركب مزجياً أو إسنادياً، توصلت
إلى الدلالة على الجمع بزيادة
" ذوو " قبله إن كان مذكراً عاقلاً، و " ذوات " إن كان مؤنثاً أو مذكراً لغير العاقل : كـ ذوي معد يكرب، وسيبويه، برق نحره ، تأبط شراً . وتقول في جمع شاب قرناها، وبعلبك : ذات شاب قرناها، وذوات بعلبك.
" ذوو " قبله إن كان مذكراً عاقلاً، و " ذوات " إن كان مؤنثاً أو مذكراً لغير العاقل : كـ ذوي معد يكرب، وسيبويه، برق نحره ، تأبط شراً . وتقول في جمع شاب قرناها، وبعلبك : ذات شاب قرناها، وذوات بعلبك.
( 7
) جمع الأعلام
إذا
جمع العلم صار نكرة. ولهذا تدخله " أل " بعد الجمع لتعرّفه : محمد ،
المحمدين.
وإذا جمعت اسم رجل فأنت بالخيار، إن شئت
جمعته جمع المذكر السالم ( وهو الأولى)، وإن شئت جمعته جمع تكسير على حد ما تجمع
عليه نظيره من الأسماء، فتقول في جمع زيد وعمرو وبشر وأحمد ( زيدون و أزياد و زيود
، عمرون أعمر عمور، بشرون أبشار بشور، أحمدون أحامد )
وإن جمعت اسم امرأة، فإن شئت جمعته بالألف
والتاء ( وهو الأولى ) وإن شئت كسّرته تكسير نظيره من الأسماء فتقول في ( دعد و
زينب و سعاد ) دعدات وأدعد ، زينبات زيانب، سعادات وأسعد وسعد وسعائد .
وإن سميت بالجمع السالم : كالعابدين فاطمات
قلت : ذوو عابدين ، وذوات فاطمات. فإن سميت بالجمع المكسّر، غير صيغة منتهى الجموع
فأنت بالخيار، إن شئت جمعته جمع سلامة ( وهو الأولى ) فتقول في جمع أعبد ، وأنمار
. أعبدون وأنمارون ، وأعابد وأنامير ). فإن سميت بهما امرأة قلت : " أعبدات ،
أنمارات ، أعابد وأنامير : فإن كان المسمى به على صيغة منتهى الجموع ، أو على وزن
غير صالح لهذه الصيغة ، فلا يجمع إلا جمع سلامة. فمثل : مساجد ونبهاء ، إن سميت
بهما، لا يجمع إلا على مساجدون ونبهاوون للمذكر و مساجدات ونبهاوات للمؤنث .
وإن جمعت عبدالله ونحوه من الأعلام المركبة
تركيباً إضافياً، قلت " عبدو الله ، وعبيد الله " تجري صيغة السلامة أو
التكسير على الجزء الأول فقط.
[1] Ove Lorenz, Dkk, Morfolofi,
(Jakarta: Grasindo, 2009) Hal 12
[2] Praptomo Bahasa arabryadi, Bahasa arabhasa
Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009) Hal. 136
[3]
Makalah pembentukan kata dan kalimat,
http://www.tugasku4u.com/2013/02/makalah-pembentukan-kata-dan-kalimat_18.html
[5] Ajip Rosidi, Kata Jamak Dalam Bahasa
arabhasa Indonesia
(Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu 5 November 2011, hal. 30)
(Sumber: Pikiran Rakyat, Sabtu 5 November 2011, hal. 30)
[6] بهاء الدين ابن عقيل، شرح ابن عقيل على ألفية ابن مالك، ج1 ص 70.
[8] بهاء الدين ابن عقيل ، شرح ابن عقيل ، ج1 ص 70 – 71
[9] لمصدر السابق ذاته، ج1 ص 72.
[10] الشيخ مصطفى الغلاييني، جامع الدروس العربية، ج2 ، ص ( 19 – 20 ).
[11] بهاء
الدين ابن عقيل، شرح ابن عقيل على ألفية ابن مالك ، ج1 ص 79 .
[12] مصطفى الغلاييني، جامع الدروس العربية، ج2، ص ( 21-24 ) .
[13] بهاء الدين ابن عقيل، شرح ابن عقيل ، ج1 ، ص 81 .
[14] المصدر السابق ذاته، ج1 ، ص 81 - 82.
No comments:
Post a Comment