BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
KH Ahmad Dahlan adalah salah satu pahlawan Nasional dan juga pendiri dari persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi sosial dan pendidikan,sudah lebih dari seabad menunjukkan existensinya.Tidak hanya di Yogyakarta tempat kelahirannya ,namun tersebar di seluruh Nusantara. Setidaknya terdapat 172 perguruan tinggi, 1143 SMA/SMK/MA,1772 SMP/Mts, 2604 SD/MI, serta 4623 TK berada dibawah persyarikatan ini.
Melihat perkembangan amal usaha Muhammadiyah, tentu tidak terlepas dari sang pendiri KH Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh pendidikan yang telah meletakan dasar-dasar pemikiran pembaharuan di masanya. Ditengah masa penjajahan bangsa oleh kolonial Belanda, Ahmad Dahlan membuat langkah –langkah kontroversial dalam bidang pendidikan. Bagaimanakah pemikiran-pemikiran beliau dalam dunia pendidikan akan dibahas dalam makalah ini.
Pendidikan Islam bagian dari tugas kita sebagai pemimpin dan penghambaan kepada Tuhan, yang harus direalisasikan dalam hidup dan kehidupan. Islam sebagai agama universal mengajarkan kepada umat manusia untuk melaksanakan pendidikan. Itu karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian pendidikan?
2. Bagaimana pendidikan dalam pandangan Ahmad Dahlan?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengertian pendidikan
2. Pendidikan dalam pandangan Ahmad Dahlan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Secara etimologi, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education, yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah pendidikan ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan.[1]
Kemudian secara terminologi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan mendidik.[2]
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
B. Pendidikan Dalam Pandangan Ahmad Dahlan
Gagasan KH Ahmad Dahlan tentang pembaharuan islam di Indonesia, selain karena interaksinya dengan beberapa pemikiran pembaharuan di Timut Tengah, juga dikuatkan dengan keprihatinannya terhadap kondisi umat islam di Indonesia. Umat islam terjebak pada kejumudan, kebodohan dan stagnanasi. Hal ini diperparah dengan penjajahan Belanda yang begitu merugikan bangsa Indonesia.
Secara umum ide pembaharuan KH Ahmad Dahlan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu; pertama berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran islam dari khurafat, tahayul dan bid’ah yang tercampur dalam aqidah dan ibadah. Kedua,mengajak umat islam untuk keluar dari pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin islam dalam rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio.[3]
Oleh karenanya upaya strategis yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan umat Islam dari pemikiran yang statis menuju pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan.Pendidikan harus menjadi prioritas dalam pembangunan umat.Kunci dari kemajuan umat adalah dengan kembali pada Al-Quran dan Hadis.
Bagi KH Ahmad Dahlan, Islam hendaknya didekati serta dikaji melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional. Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur'an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur'an semata, melainkan dapat memahami makna yang ada di dalamnya. Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai dengan yang diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya. Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati.
1. Tujuan Pendidikan
Dalam merumuskan konsep dan tujuan pendidikan islam yang ideal, harus dilandaskan pada sebuah kerangka filosofis yang kokoh.Tugas penciptaan manusia setidaknya ada dua yaitu sebagai Abd Allah dan sebagai Khalifah di bumi.Oleh karenanya pendidikan yang diberikan harus mendukung upaya manusia untuk melakukan tugas penciptaannya.
Dalam proses penciptaannya,manusia diberikan ruh dan akal. Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat sebagai media dalam mengembangkan potensi ruh untuk menalar petunjuk pelaksanaan kepatuhan manusia pada Penciptanya. Akal disini dipandang sebagai potensi yang perlu dikembangkan untuk menyusun kerangka tentang bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis baik secara vertikal maupun horisontal dalam pelaksanaan tugas penciptaannya.
Islam sangat menekankan umatnya untuk senantiasa menggunakan akalnya untuk berpikir baik mengenai berbagai pelajaran maupun dalam melihat berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Seperti tersurat dalam QS Al An’am Ayat 50.
Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Namun begitu memang tidak semua hal dapat dijangkau oleh akal. Artinya ada hal-hal yang memang diluar kemampuan akal manusia untuk memikirkannya. QS Luqman Ayat 10
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
Menurut KH. Ahmad Dahlan, pendidikan islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Di satu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan untuk menciptakan individu yang saleh dan mendalami ilmu agama.tetapi tidak menguasai ilmu pengetahuan umum Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agama sama sekali. Akibatnya lahirlah dua kutub : lulusan pesantren yang menguasai agama tetapi tidak menguasai ilmu umum dan sekolah Belanda yang menguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.
Melihat adanya ketimpangan antara pesantren dengan sekolah model Belanda tersebut, KH. Ahmad Dahlan mempunyai gagasan bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spritual serta dunia dan akhirat. Bagi KH. Ahmad Dahlan kedua hal tersebut (agama-umum, material-spritual dan dunia-akhirat) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain .Proses pendidikan harusnya menggabungkan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum untuk mempertajam intelektualitas dan spiritualitas siswa atau dengan kata lain bersifat integral. Inilah yang menjadi alasan mengapa KH. Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan ilmu umum sekaligus di Madrasah Muhammadiyah.
2. Kurikulum Pendidikan
a. Materi Pendidikan
Menurut Ahmad Dahlan materi pendidikan hendaknya mencakup beberapa hal diantaranya yaitu:
1) Al Quran dan Hadis yang meliputi ibadah,persamaan derajat, fungsi perbuatan manusia dalam menentukan nasibnya, musyawarah, pembuktian kebenaran Al-Quran dan hadis menurut akal, kerjasama antara agama-kebudayaan, kemajuan peradapan, hukum kausalitas perubahan, nafsu dan kehendak, demokratisasi dan liberalisasi, kemerdekaan berpikir, dinamika kehidupan dan peranan manusia di dalamnya.
2) Membaca,menulis,berhitung dan ilmu bumi
3) Menggambar,seni
4) Pendidikan perilaku (akhlak)
Berpijak dari hal diatas,maka sesungguhnya KH Ahmad Dahlan menginginkan pengelolaan pendidikan islam secara modern dan profesional, sehingga pendidikan yang dilaksanakan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik menghadapi dinamika zamannya. Untuk itu pendidikan islam perlu membuka diri, inovatif dan progresif.
b. Metode Pengajaran
Islam adalah agama yang menghendaki adanya tajdid.Hal ini sebagaimana QS Ar Ra’du ayat 11
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Hal ini mencerminkan bahwa islam menolak adanya kejumudan dan taklid buta. Islam mendorong umatnya untuk mendayagunakan potensi akalnya untuk berpikir dan melakukan tindakan nyata. Hal ini dilakukan dengan proses ijtihad, yaitu mengerahkan otoritas intelektual untuk sampai pad asuatu konklusi tentang berbagai persoalan .
KH Ahmad Dahlan menggugat praktek pendidikan di Indonesia di masa itu. Pendidikan hanya dipahami sebagai proses pewarisan adat dan sosialisasi perilaku individu maupun sosial yang telah menjadi model baku dalam masyarakat. Pendidikan tidak memberikan kebebasan peserta didik untuk berkreasi dan berprakarsa.Hal ini menyebabkan proses pendidikan tidak menuju arah dialogis, padahal dengan cara dialogis dimana peserta didik dikembangkan kemampuan berpikir kritis adalah satu langkah strategis untuk mendapat pengetahuan yang tinggi.
Untuk itu KH Ahmad Dahlan mendirikan lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan modern yaitu menggunakan sistem klasikal. Menggabungkan antara sistem pendidikan Belanda dan Sistem pendidikan tradisional secara integral.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pendidikan,KH Ahmad Dahlan melakukan perubahan dalam sistem pendidikan yaitu dengan menggabungkan antara sistem pendidikan Belanda dengan pesantren tradisional.Hal ini untuk mewujudkan peserta didik yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya Jadi peserta didik cerdas secara integral (agama-ilmu pengetahuan umum)..
KH Ahmad Dahlan berpendapat bahwa manusia dibekali potensi akal yang harus dikembangkan.Oeh karenanya pendidikan harus mengedepankan proses dialogis yang merangsang peserta didik untuk berpikir kritis.
B. Saran
Pembaharuan dalam dunia pendidikan perlu untuk selalu dilakukan. Hal ini karena jaman yang terus berubah menuntut penyesuaian dunia pendidikan terhadap kebutuhan semasa. Pembaharuan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada kondisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia, bukan sekedar mengimpor ide-ide pembaharuan dari dunia luar saja.
DAFTAR PUSTAKA
Nizar, Samsul. 2005. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2005), hlm. 31
Syafi’i, Imam. 2016. Pendidikan dan Pengajaran Dalam Islam.
https://tammimsyafii.blogspot.com/2016/12/pendidikan-dan-pengajaran-dalam-islam.html. 30 Mei 2022.
Setiawan, Ebta. 2010. KBBI- Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Offline Versi 1.5, Freewere.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 17
Wikantini, Enjang. 2014. Konsep Pendidikan Menurut KH Ahmad Dahlan.
http://immstitwates.blogspot.com/2014/04/konsep-pendidikan-menurut-kh-ahmad.html. 30 Mei 2022.
No comments:
Post a Comment