Oleh: Irpan Ilmi
___________________________
Senyum menjadi semacam bunga Opium
Begitu cantik, menggerogoti jiwa, merusak nalar
Bukan hanya akal sehat, namun menimbulkan candu
Hingga tak nampak lagi benar dan salah
Bermediasai dengan media
Siapa orang sekarang tak bermedia
Bahkan anak TK pun udah asyik dengan android
Beranjak SD ia ber facebook ria
Lantas ana itu berkata,
"Papa-papa aku melihat poto orang bagi-bagi uang"
Siapa lagi coba yang suka bagi-buga uang dengan menonjolkan muka
Kecuali orang-orang dengan hasrat kekuasaan, menguntungkan pribadi
Adalah para poli tikus - poli tikus
Mengendus bawu merah matang uang seratus ribuan
Nampak bijak dengan mata telanjang
Seperti menyelami lautan dangkal
Yang nyata adalah pekat, gelap
Berlian hanya satu dua butir
Sisanya adalah ikan-ikan pemangsa
Bedanya ikan-ikan itu berbaju pemangsa
Sedangkan poli tikus berbaju sahaja, kemunafikan
Hakikat manusia punyai kepentingan
Dan kepentingan personal jangan mengambil kepentingan sosial
Resah sering terdengar dipersimpangan jangan
Buktinya ketika keresahan terabaikan karena ketidak tahuan
Jargon demokrasi memang menarik
Menarik untuk membodohi kebodohan
Diming-imingi hamburan uang atas nama kesahajan, nyatanya tahap pencurian
Hanyalah bunga Opium untuk dipandang, untuk pengobatan
Mengobati rakyat akan rindu kesejahteraan, keadilan dan keadilan
Seperi kata falsafah pancasila dan UUD 45
Bukan untuk membius, mengahancurkan masa depan seperti sekarang adanya
Atas nama Indonesia aku memohon
_________________
Plural Room
KM: 03.00
Surabaya
___________________________
Senyum menjadi semacam bunga Opium
Begitu cantik, menggerogoti jiwa, merusak nalar
Bukan hanya akal sehat, namun menimbulkan candu
Hingga tak nampak lagi benar dan salah
Bermediasai dengan media
Siapa orang sekarang tak bermedia
Bahkan anak TK pun udah asyik dengan android
Beranjak SD ia ber facebook ria
Lantas ana itu berkata,
"Papa-papa aku melihat poto orang bagi-bagi uang"
Siapa lagi coba yang suka bagi-buga uang dengan menonjolkan muka
Kecuali orang-orang dengan hasrat kekuasaan, menguntungkan pribadi
Adalah para poli tikus - poli tikus
Mengendus bawu merah matang uang seratus ribuan
Nampak bijak dengan mata telanjang
Seperti menyelami lautan dangkal
Yang nyata adalah pekat, gelap
Berlian hanya satu dua butir
Sisanya adalah ikan-ikan pemangsa
Bedanya ikan-ikan itu berbaju pemangsa
Sedangkan poli tikus berbaju sahaja, kemunafikan
Hakikat manusia punyai kepentingan
Dan kepentingan personal jangan mengambil kepentingan sosial
Resah sering terdengar dipersimpangan jangan
Buktinya ketika keresahan terabaikan karena ketidak tahuan
Jargon demokrasi memang menarik
Menarik untuk membodohi kebodohan
Diming-imingi hamburan uang atas nama kesahajan, nyatanya tahap pencurian
Hanyalah bunga Opium untuk dipandang, untuk pengobatan
Mengobati rakyat akan rindu kesejahteraan, keadilan dan keadilan
Seperi kata falsafah pancasila dan UUD 45
Bukan untuk membius, mengahancurkan masa depan seperti sekarang adanya
Atas nama Indonesia aku memohon
_________________
Plural Room
KM: 03.00
Surabaya
No comments:
Post a Comment