1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii
-- Doa Seorang Ayah ----
General Douglas Mac Arthur
 

Tuhanku
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala dia lemah
dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut 
 
Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan
 
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya tidak menggantikan yang mati
Putera yang selalu mengetahui Engkau dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan.

Tuhanku
Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing di
jalan yang mudah dan lunak, tetapi di bawah tekanan dan desakan, kesulitan dan tantangan
 
Didiklah puteraku supaya teguh berdiri di atas badai serta berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal

Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi
Putera yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin orang lain
Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah
melupakan masa lampau

Dan setelah itu menjadi miliknya,
aku mohon agar puteraku juga diberi perasaan jenaka,
agar ia dapat serius tanpa dirinya terlampau serius
Berilah ia juga kerendahan hati agar ia dapat selalu
ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan, dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli
Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan
diri dan berbisik : "Hidupku tidak sia-sia”
Jenderal Douglas Mac Arthur adalah seorang jenderal angkatan darat yang merupakan pahlawan Amerika pada perang dunia II. Dia dielu-elukan atas keberhasilannya memimpin pasukan perang walau dengan budget yang sangat sedikit, mengingat Amerika sedang dilanda Great Depression untuk yang kedua kalinya. Sehingga Presiden Franklyn Delano Roosevelt memakai dana US Army untuk membenahi krisis ekonomi dalam negeri. Dia juga seorang pahlawan bagi kekalahan Jepang karena di tangan dinginnya, pemulihan Jepang lebih cepat terlaksana setelah porak-poranda akibat bom atom. Andai Presiden Truman tidak memecatnya, permasalahan Korea Selatan-Utara kemungkinan besar selesai. Hebatnya lagi, dia adalah jenderal yang sudah pensiun namun diangkat kembali untuk negara. Sebagai militeris, dia telah mengabdi pada negara lebih dari 50 tahun, lebih lama 23 tahun dari yang seharusnya yaitu 27 tahun (menurut aturan US Army).
Keheroikan Douglas Mac Arthur telah terlihat sejak dia menjadi satu-satunya harapan orang tua setelah kedua kakaknya meninggal sebelum mencapai puncak karir. Dia menjadi “Son of Destiny” karena ayahnya ingin dia menjadi jenderal seperti dirinya. Douglas menerima destiny itu dengan rasa bangga. Ketika dikirim ke West Point, tak sekalipun dia membawa-bawa nama ayahnya yang notabene seorang jenderal. Dia menerima perlakuan jahat senior dan teman-temannya sebagai kerikil tajam yang harus dia lalui untuk mencapai kesuksesan.
Lulus dari West Point pun dia rela bekerja dari ‘bawah’ bahkan dilempar ke tempat yang terisolasi. Sekali lagi, baginya itu adalah proses pematangan. Dia selalu melaksanakan tugas dengan baik dan sempurna sehingga prestasinya dicatat dunia.
Sebagai pribadi, Douglas Mac Arthur adalah orang yang-menurut saya-absurd. Dia seorang Episcopalian (menganut Episcopal) yang berpendapat bahwa dirinya adalah orang suci kedua setelah Paus. Dia tidak terlalu percaya pada khutbah-khutbah gereja. Dia membaca dan menginterpretasikan sendiri kitab injil, hal yang merupakan pelanggaran berat bagi denomintation of Roman Catholism (hermeneutics dilarang dalam denominasi agama Katolik). Tapi keberserahannya pada Tuhan justru terjadi ketika dia tidak pernah mengikuti misa minggu di gereja. Artinya, dia tidak perlu formalitas untuk memperlihatkan kualitas religiusitasnya.
Adalah hal yang sangat kebetulan bahwa Mac Arthur memiliki kesamaan pengalaman dengan Nabi Ibrahim dalam memiliki keturunan. Mac Arthur juga memiliki anak di usia yang tidak lagi muda, 52 tahun. Dan dia hanya memiliki seorang putra. Pada saat kelahiran putranya inilah dia membuat doa yang sangat indah yang sering dibuat acuan oleh para orang tua termasuk saya. Sejujurnya sebagai muslimah, saya belum pernah membuat doa seindah itu...

Bersambung.... (Baca Buletin Nuun Sastra Juz 5; Sastra Tuhan_Napak Tilas Peradaban Sastra)
#Penulis adalah dosen Sastra Inggris, Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK