-- Doa Seorang Ayah ----
General Douglas Mac Arthur
General Douglas Mac Arthur
Tuhanku
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala dia lemah
dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala dia lemah
dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut
Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus
dalam kemenangan
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya tidak menggantikan
yang mati
Putera yang selalu mengetahui
Engkau dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan.
Tuhanku
Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing di jalan yang mudah dan lunak, tetapi di bawah tekanan dan desakan, kesulitan dan tantangan
Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing di jalan yang mudah dan lunak, tetapi di bawah tekanan dan desakan, kesulitan dan tantangan
Didiklah puteraku supaya teguh berdiri di atas badai serta berbelas kasihan
terhadap mereka yang gagal
Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi
Putera
yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin orang lain
Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau
Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau
Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar puteraku juga diberi perasaan jenaka,
agar
ia dapat serius tanpa dirinya terlampau serius
Berilah ia juga kerendahan hati agar ia dapat selalu ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan, dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli
Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik : "Hidupku tidak sia-sia”
Berilah ia juga kerendahan hati agar ia dapat selalu ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan, dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli
Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik : "Hidupku tidak sia-sia”
Jenderal Douglas Mac Arthur
adalah seorang jenderal angkatan darat yang merupakan pahlawan Amerika pada
perang dunia II. Dia dielu-elukan atas keberhasilannya memimpin pasukan perang
walau dengan budget yang sangat
sedikit, mengingat Amerika sedang dilanda Great
Depression untuk yang kedua kalinya. Sehingga Presiden Franklyn Delano
Roosevelt memakai dana US Army untuk
membenahi krisis ekonomi dalam negeri. Dia juga seorang pahlawan bagi kekalahan
Jepang karena di tangan dinginnya, pemulihan Jepang lebih cepat terlaksana
setelah porak-poranda akibat bom atom. Andai Presiden Truman tidak memecatnya,
permasalahan Korea Selatan-Utara kemungkinan besar selesai. Hebatnya lagi, dia
adalah jenderal yang sudah pensiun namun diangkat kembali untuk negara. Sebagai
militeris, dia telah mengabdi pada negara lebih dari 50 tahun, lebih lama 23
tahun dari yang seharusnya yaitu 27 tahun (menurut aturan US Army).
Keheroikan Douglas Mac Arthur
telah terlihat sejak dia menjadi satu-satunya harapan orang tua setelah kedua
kakaknya meninggal sebelum mencapai puncak karir. Dia menjadi “Son of Destiny”
karena ayahnya ingin dia menjadi jenderal seperti dirinya. Douglas menerima destiny
itu dengan rasa bangga. Ketika dikirim ke West Point, tak sekalipun dia
membawa-bawa nama ayahnya yang notabene seorang jenderal. Dia menerima
perlakuan jahat senior dan teman-temannya sebagai kerikil tajam yang harus dia
lalui untuk mencapai kesuksesan.
Lulus dari West Point
pun dia rela bekerja dari ‘bawah’ bahkan dilempar ke tempat yang terisolasi.
Sekali lagi, baginya itu adalah proses pematangan. Dia selalu melaksanakan
tugas dengan baik dan sempurna sehingga prestasinya dicatat dunia.
Sebagai pribadi, Douglas
Mac Arthur adalah orang yang-menurut saya-absurd. Dia seorang Episcopalian
(menganut Episcopal) yang berpendapat bahwa dirinya adalah orang suci kedua
setelah Paus. Dia tidak terlalu percaya pada khutbah-khutbah gereja. Dia
membaca dan menginterpretasikan sendiri kitab injil, hal yang merupakan
pelanggaran berat bagi denomintation of
Roman Catholism (hermeneutics
dilarang dalam denominasi agama Katolik). Tapi keberserahannya pada Tuhan
justru terjadi ketika dia tidak pernah mengikuti misa minggu di gereja.
Artinya, dia tidak perlu formalitas untuk memperlihatkan kualitas
religiusitasnya.
Adalah hal yang sangat
kebetulan bahwa Mac Arthur memiliki kesamaan pengalaman dengan Nabi Ibrahim
dalam memiliki keturunan. Mac Arthur juga memiliki anak di usia yang tidak lagi
muda, 52 tahun. Dan dia hanya memiliki seorang putra. Pada saat kelahiran
putranya inilah dia membuat doa yang sangat indah yang sering dibuat acuan oleh
para orang tua termasuk saya. Sejujurnya sebagai muslimah, saya belum pernah
membuat doa seindah itu...
Bersambung.... (Baca Buletin Nuun Sastra Juz 5; Sastra Tuhan_Napak Tilas Peradaban Sastra)
#Penulis adalah dosen Sastra Inggris, Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya
3rd May 2013
No comments:
Post a Comment