Aku ingin menulis beberapa hal tentang hal-hal dalam halaman dilembaran hari. Tak jarang jari-jari tangan enggan untuk digerakan, sebab otak tidak merespon dan memberikan informasi apa yang harus jari tangan ketik dalam keyboard.
Beberapa teori tentang penulisan pun sudah aku baca. Sebut saja penemu Mind Map (Aku lupa namanya), ia berpendapat, "ketika kita tak tau apa yang akan kita tuliskan maka tulislah apa yang ada disekitar kita" ada pulpen, tulislah tentang pulpen, apalagi ada pacar tulislah tentangnya. Hehe.
Menulis itu seperti hobby sampai-sampai aku diteror karena menulis. Serem kali, ya!. Lantas aku berhenti, Tidak!. Justru semakin banyak orang yang tidak suka dengan tulisanku, semakin banyak pula pembaca yang memberikan komentar. Komentar itu lah yang membuatku belajar untuk kembali menulis, dan kembali mengusik orang lain. #Balas dendam.
Jika banyak orang turun kejalan berdemo menyuarakan hak-hak sebagai warga negara, maka aku suarakan hakku lewat tulisan. Konotasinya sama, idealismenya sama, caranya yang berbeda, dan kedua cara itu penting.
Saat ini, aku hanya mengikuti apa yang otakku ingin katakan, maka aku tuliskan. Memaksa otak? Iya. Pada bagian tertentu hidup ini memang perlu pemaksaan, seperti melawan rasa takut kala akan menyatakan cinta pada wanita idaman; harap-harap cemas. Paksakan, setelahnya kita akan mengetahui apa jawabannya; iya atau tidak, jadikan sebuah tulisan atau tidak. Sama, kan?
Otak itu seperti badan, kalo tidak diolahragakan akan pegal-pegal dan kaku, demikian dengan otak. Ibarat sebuat sistem, otak menyimpan banyak data tentang hidup yang kita lalui dimasa lalu, sekarang dan otak merefresentasikan apa yang kita lakukan kelak. Canggih. Sistem dalam otak dalam me Re-Call berbagai macam memori yang telah kita lalui dengan sempurna. Bahkan pacar pertama menjadi ingatan paling segar ketimbang mantan ketiga. Hoho
Melatih sistem kerja otak agar dengan mudah terhubungan dengan berbagai pengetahuan yang kita pelajari bisa dilakukan dengan membuat mind map. Apa itu mind map? cari aja di google sendiri.
Menulis itu menguntungkan lo, bror. Pertama, menambah daya ingat, karena menulis sama dengan mengurangi masa tua memori, gak mudah pikun -ngono lo- berdasar ilmu spikologi lo ini. Berdasarkan analisa yang aku lakukan dalam film Basic Insting 2 antara seorang psikiater dan penulis dalam soal analisa lebih kuat penulis. Karena seorang psikiater hanya berorientasi dari pengalaman seseorang, sedangkan penulis bebas langkah dalam memutuskan. Masih ingat Penemu angka 0, masih ingat kitab Ihya Ulumu Ad Din, masih tau kitab Syaharatul Kun, atau tau teoru logika, atau orang pertama yang menuliskan Al Quran. Ya, mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa dengan menulis berarti kita telah mengabadiakan potret keadaan untuk kelak dinikmati oleh anak cucu. Ah, jadi pengen ....
Sampai disini aku masih menulis, entar kita lanjut lagi dalam edisi Menulis pagi.
Pan's Pcture |
Beberapa teori tentang penulisan pun sudah aku baca. Sebut saja penemu Mind Map (Aku lupa namanya), ia berpendapat, "ketika kita tak tau apa yang akan kita tuliskan maka tulislah apa yang ada disekitar kita" ada pulpen, tulislah tentang pulpen, apalagi ada pacar tulislah tentangnya. Hehe.
Menulis itu seperti hobby sampai-sampai aku diteror karena menulis. Serem kali, ya!. Lantas aku berhenti, Tidak!. Justru semakin banyak orang yang tidak suka dengan tulisanku, semakin banyak pula pembaca yang memberikan komentar. Komentar itu lah yang membuatku belajar untuk kembali menulis, dan kembali mengusik orang lain. #Balas dendam.
Jika banyak orang turun kejalan berdemo menyuarakan hak-hak sebagai warga negara, maka aku suarakan hakku lewat tulisan. Konotasinya sama, idealismenya sama, caranya yang berbeda, dan kedua cara itu penting.
Saat ini, aku hanya mengikuti apa yang otakku ingin katakan, maka aku tuliskan. Memaksa otak? Iya. Pada bagian tertentu hidup ini memang perlu pemaksaan, seperti melawan rasa takut kala akan menyatakan cinta pada wanita idaman; harap-harap cemas. Paksakan, setelahnya kita akan mengetahui apa jawabannya; iya atau tidak, jadikan sebuah tulisan atau tidak. Sama, kan?
Otak itu seperti badan, kalo tidak diolahragakan akan pegal-pegal dan kaku, demikian dengan otak. Ibarat sebuat sistem, otak menyimpan banyak data tentang hidup yang kita lalui dimasa lalu, sekarang dan otak merefresentasikan apa yang kita lakukan kelak. Canggih. Sistem dalam otak dalam me Re-Call berbagai macam memori yang telah kita lalui dengan sempurna. Bahkan pacar pertama menjadi ingatan paling segar ketimbang mantan ketiga. Hoho
Melatih sistem kerja otak agar dengan mudah terhubungan dengan berbagai pengetahuan yang kita pelajari bisa dilakukan dengan membuat mind map. Apa itu mind map? cari aja di google sendiri.
Menulis itu menguntungkan lo, bror. Pertama, menambah daya ingat, karena menulis sama dengan mengurangi masa tua memori, gak mudah pikun -ngono lo- berdasar ilmu spikologi lo ini. Berdasarkan analisa yang aku lakukan dalam film Basic Insting 2 antara seorang psikiater dan penulis dalam soal analisa lebih kuat penulis. Karena seorang psikiater hanya berorientasi dari pengalaman seseorang, sedangkan penulis bebas langkah dalam memutuskan. Masih ingat Penemu angka 0, masih ingat kitab Ihya Ulumu Ad Din, masih tau kitab Syaharatul Kun, atau tau teoru logika, atau orang pertama yang menuliskan Al Quran. Ya, mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa dengan menulis berarti kita telah mengabadiakan potret keadaan untuk kelak dinikmati oleh anak cucu. Ah, jadi pengen ....
Sampai disini aku masih menulis, entar kita lanjut lagi dalam edisi Menulis pagi.
mantap
ReplyDelete