Oleh: KKN PAR Kel. 34 Ds. Senganten*
PENDAHULUAN
Industri adalah semua kegiatan dalam kegiatan ekonomi yang sifatnya
produktif dan bersifat komersil untuk memenuhi hidup. Dari pengertian diatas,
pengertian idnustri secara luas dibagi dua:
1. Industri Primer. Kegiatan industri yang langsung mengambil komoditas
ekonomi dari alam tanpa proses pengolahan, seperti pertanian, pertambangan, dan
kehutanan.
2. Indstri Sekunder. Jenis industri yang mengolah bahan mentah atau bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri sekunder juga dinamakan
industri manufaktur atau pabrik[1].
Bagi orang non-ekonom istilah Industri primer dan industri sekunder mungkin
cukup asing ditelinga. Senyatanya kedua istilah diatas telah banyak dikerjakan
oleh manusia seperti, penjualan hasil pertanaina padi, jagung, emas, kayu yang
dilakukan oleh masyarakat tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu (Langsung
dijual). Biasanya dilakukan oleh petani. Hal ini dinamakan industri primer.
Sedangkan industri Sekunder adanya peran manusia dalam mengolah, misalnya
dibidang pertanian – baik dalam skala kecil maupun besar seperti pabrik-
mengolah hasil pertanian Jagung menjadi Dodol Jagung yang siap jual. Salah satu
bidang industri sekunder adalah Home Industri (Industri Rumahan).
BAHAN PENELITIAN
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Data lahan pertanian milik
warga Ds. Senganten
2. Data lahan pertanian milik
perhutani yang dikerjakan oleh warga Ds. Senganten
3. Data produktivitas buah
Jagung di Ds. Senganten
4. Data pustaka pendukung
penelitian
METODE PENELITIAN
a. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Ds. Senganten Kec. Gondang Kab. Bojonegoro
dari tanggal 14 Januari 2014 sampai 14 Februari 2014.
b. Metode Pengambilan
Sampel Dan Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk survey yaitu suatu bentuk penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan wawancara sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun, 1989)
Data-data diatas diperoleh
dari buku potensi Ds. Sengaten dan data dari pihak perhutani Ds. Senganten,
study literatur, dll.
Langkah-Langkah Penulisan
Penelitian:
1. Melakukan Pengumpulan Data
Primer Dan Sekunder
Data primer (seperti identitas dan karateristik responden, mata
pencaharian, tingkat pendapatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan) diperoleh melalui wawancara mendalam (in-depth interview),
Diskusi Kelompok Fokus (FGD/ Focus Group Discussion) dan pengamatan
langsung di lapangan. Instrumen utama
2. Menentukan Dan Mengolah
Data Serta Menganalisa
Penentuan, pengolahan data dalam emgnanalisa
permasalahan tentang banyak melimpahnya buah Jagung, pemanfaatan buah Jagung,
menciptakan ekonomi kreatif dengan industru rumahan hingga bentuk pemasaran.
3. Membuat Laporan Kedalam
Tulisan Ilmiah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Industri rumahan didefinisikan sebagai sebagai industri kecil dengan jumlah
pekerja 1-4 termasuk pemiliknya, dengan asumsi bahwa rumah dijadikan sebagai
alat untuk bekerja, dan pekerjanya adalah anggota rumah tangga itu sendiri,
tentunya tanpa diupah[2].
Industri rumahan tergolong dalam usaha kecil, dan telah diatur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA Kecil dengan kriteria sebagaimana tercantum diPasal 5 memiliki kekayaan bersih paling hanyak Rp.
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah),
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
a.
Memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. l .000.000.000, (satu milyar rupiah);
b.
Milik Warga Negara
Indonesia;
c.
Berdiri sendiri,
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau
Usaha Besar;
d.
Berbentuk usaha orang
perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
yang berbadan hukum, termasuk koperasi[3].
Kategori hasil pertanian buah Jagung, termasuk dalam industri primer. Ds.
Senganten merupakan Ds. Pertanian, ditinjau dari presentasi petani, pedagang,
guru dan bentuk pekerjaan lainnya. Hal ini sangat menunjang untuk
diselenggarakannya industri rumahan sebagai ajang peningkatan hasil pertanian.
Meninjau lahan pertanian di Ds. Senganten,
luas lahan pertian milik warga menurut penggunaan:
1. persawahan: 172. 102 Ha.
-
Sawah irigasi: 32.000 Ha
-
Sawah tadah hujan: 142. 105 Ha.
2. Tanah Kering 123. 180 Ha.
-
Ladang: 82.078 Ha
-
Pekarangan: 8.000 Ha
Ditambah luas lahan hutan produksi 582.500 Ha. Lahan perhutani yang
dikerjakan secara resmi sebanyak 30. 80 Ha.. dengan sistem tanam
tumpang sari, selain itu warga juga mengerjakan lahan perhutani tanpa kerjasama
resmi, dan bukan hanya di Ds. Senganten bahkan diluar Desa, Kecamatan hingga
Kab. Nganjuk karena faktor kedekatan wilayah. Sistem tanam Tumpang Sari
(Intercropping) merupakan salah satu cara pola tanam yang melakukan penanaman
lebih dari satu tanaman, dalam arti umur sama atau umur beda[4].
Berikut contoh tanam tumpang sari yang berlaku di Desa Senganten dengan jarak
penanaman pohon Jati 3 x 3 M, selebihnya warga berhak menanami lehan dengan
jenis pohon atau tumbuhan apa saja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak
Parmin, hampir seluruh warga Senganten menanam lahan perhutani dengan tumbuhan
Jagung.
Keterangan:
1.
Pohon Jati =
2.
Tumbuhan Jagung=
Lahan pertanian sawah irigasi Ds. Senganten ditanami dengan Padi, namun
untuk sawah tadah hujan acap kali ditanami Bawang Merah atau Jagung. Penanaman
Bawang Merah dan Jagung juga dilakukan ditanah pekarangan oleh sebagian warga.
Sehingga kesimpulan sementara adalah melimpahnya Jagung ketika musim panen.
Harga jual Jagung per Kg. Berkisar Rp. 2.800,00 pada panen raya (panen
pertama) dan bekisar Rp. 3.000,00 – Rp. 3500,00 pada panen kedua dan tidak
menutup kemungkinan terjadi tiga kali panen dalam satu tahun.
“Industri sekunder –Industri Rumahan berbasis ekonomo kreatif- adalah
solusi untuk meningkatkan harga jual Jagung”.
Berdasar pada hadis nabi “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka
dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin
maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.” Diperjelas dengan teori pergerakan manusia
(Mobilitas sosial), terdapat dua mobilitas yang dilakukan manusia yaitu
mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial
vertikal dibagi menjadi dua: mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas
sosial vertikal turun. Merupakan tabiat manusia untuk meningkatkan tarap
hidupnya – baik dari segi status sosial atau pun perekonomian- menjadi lebih
baik. Perubahan itu akan terus terjadi setiap saat. Prinsipnya, hampir tidak
sistem masyarakat yang kehidupannya tertutup secara mutlak, sekecil apapun itu
pasti ada perubahan meski tidak nampak, mobilitas sosial vertikal ini tidak
dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya meski memunyai sistem sosial yang
terbuka, dan tentunya mobilitas sosial vertikal ini berlaku bagi seluruh
lapisan masyarakat[5].
Kedua, mobilitas sosial horizontal adalah gerak sosial kesampiang, cenderung
stagnan[6].
Masyarakat atau personal hanya melakukan perubahan tempat, waktu namun dengan
propesi yang sama, atau dengan propesi yang berbeda namun dengan pendatapan
sama.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan rupa yang sempurna, lain halnya dengan
hewan dan tumbuhan. Dari kesempurnaan itu seyogyanya perubahan yang terjadi
adalah mobilitas sosial vertikal naik (Dinamis). Semua ini betajug pada
keinginan manusia.
Diantara penyebab mobilitas sosial naik adalah faktor perekonomian. Warga
Ds. Senganten dengan propesinya sebagai petani telah terbukti berusaha untuk
melakukan mobilitas sosial vertikal naik, terbukti dengan adanya penyuluhan dan
dan pelatihan dalam bidang pengolahan pertanian dari mulai pemupukan, pengolah
tanah, pengendalian hama, dll. Namun hanya tertuju pada peningkatan
produktifitas panen, semakin banyak mereka panen, semakin banyak pula mereka
mendapat hasil/ uang. Tidak bisa dipungkiri hal itu sangat baik, namun demikian
mobilitas sosial vertikal naik harus tetap dilakukan. Tidak semua orang
memunyai minat dalam bidang pertanian, atau menjadi buruh tani karena tidak
punya lahan. Karena presentasi pemilik lahan pertanian hanya 20%, sisanya
sebagai buruh tani. Bagaimana masyarakat Ds. Sengaten yang berpropesi sebagai
buruh tani memenuhi kebutuhannya? Jawabannya karena menggarap lahan perhutani
sebagaimana dijelaskan diawal. Lantas bagaimana mengatasi permasalahan ini?
Bagaimana jika lahan perhutani ditutup? Jawabannya terpaku pada pendidikan,
semakin tinggi tarap pendidikan/ pengetahuan manusia, semakin banyak peluang
yang bisa ia ciptakan, dan harga jula Jagung akan meningkat.
Langkah selanjutnya adalah meningkatkan harga jual jagung. Banyak
kemungkinan yang menghambat; faktor makelar, tengkulak, tidak adanya peran
pemerintah dalam pengendalian harga, atau bahkan faktor warganya itu sendiri;
mereka merasa puas dengan hasil yang sudah ada, sehingga mereka tidak pernah
lagi berpikir untuk meningkatkan harga jual Jagung. Maka, jika semua lini ini
bermasalah, langkah pertama untuk menindak lanjuti peningkatan harga jual
Jagung dimulai dari kesadaran masyarakat; bagaimana kepuasaan itu tidak
berhenti sampai disitu sebagai bukti bahwa manusia seharusnya berpikir dinamis,
dan pengenalan ekonomi kreatif melalui industri rumahan menjadi solusi utama
ditengah sibuknya masyarakat Ds. Sengaten sebagai petani.
Industri rumahan merupakan solusi awal dalam menciptakan ekonomi kreatif.
Menurut Jhon Howkins ekonomi kreatif dalam The creatif economy: How people
make money from ideas ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan
ekonomi yang menjadikan kratifitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan
budaya, maupun sebagai tumpuan masa depan. Hal ini diungkapkan oleh presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif
bagi masa depan ekonomi Indonesia[7].
Gambar dibawah ini menjelaskan bagaimana perubahan sosial dimulai dari
potensi daerah, potensi manusia hingga pada akhirnya setiap orang mampu
berperan sebagai pelaku ekonomi.
Doc. http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/
|
Peran petani, pelaku industri, pemberi informasi, hingga tertuju pada
ekonomi kreatif tentu harus ada singkronisasi dan kerjasama, dan jika semua
lini saling bekerja sama maka ke empat katefori diatas dapat dijalankan secara
bersamaan. Menciptakan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, sosialisasi
terkait industri rumahan hingga pelatihan tentang industri rumahan menjadi
bagian penting. Peran pemerintah, LSM, UKM, dll. Sangat penting dalam hal ini.
Setidaknya sebagai langkah pengenalan, pembidikan industri rumahan ini dapat
ditujukan pada ibuk-ibuk PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Pembidikan
objek menjadi sangat penting karena kebanyakan orang takut akan memulai sesuatu
yang baru kecuali sudah ada contoh dan itu memberikan bukti nyata (Meningkatkan
pendapatan/ perekonomian). Sebagaimana manfaat Industri rumahan sebagai pencipta lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan keluarga dan pengentasan kemiskinan[8].
Jagung merupakan bahan pangan terpenting, mengandung karbohidrat kedua
setelah padi. Jagung bisa diolah untuk industri pakan ternak, industri makanan;
gula Jagung, tepung Maizane, industri rumah tangga, serta industri farmasi,
dll.[9].
Doc. Penerbit Kansiu,
buku “Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama, Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Petani”
|
Hampir seluruh bagian tanaman jagung
memiliki nilai ekonomis. Secara umum beberapa manfaat bagian-bagian tanaman
jagung dijelaskan sebagai berikut:
a.
Batang dan daun muda untuk pakan ternak
b.
Batang dan daun tua (setelah panen) untuk
pupuk hijau atau kompos
c.
Batang dan daun kering untuk kayu bakar
d.
Batang jagung untuk lanjaran (turus)
e.
Batang jagung untuk pulp (bahan kertas)
f.
Buah jagung muda untuk sayuran , perkedel,
bakwan dan sambel goreng
Kiat Sukses Dalam Menjalankan Industri Rumahan
Beberapa kiat sukses dan lancar dalam menjalankan industri rumahan[10]
1. Mengerjakan pekerjaan sehari-hari tetap menjadi prioritas utama. Dalam hal
ini mengatur waktu dengan tepat untuk mengerjakan pekerjaan pribadi, cari
informasi untuk meneliti pelanggan, industri, pesaing dll.
2. Pilih tepat yang efisien. Hindari ruang tidur dan dan ruang keluarga.
3. Fokus pada gagasan anda. Pusatkan pada kelompok pembeli, tentukan target
produk, amati tanggapan konsumen, atur strategi untuk perkembangan bisnis.
4. Bicarakan aturan bisnis pada keluarga
5. Perluas jaringan
Kandungan Gizi Dalam Buah Jagung
Pemberitahuan informasi akan kandungan gizi yang terdapat dalam Jagung.
Kandungan kimia dalam Jagung adalah gula, zeaksantin, protein, asam heaksosfor,
vitamin B1, vitamin B6, vitamin B2, pada rambut Jagung terdapat pottasium
nitrat, vitamin K, alphatoksopherilkunion,
beta-sitoterol, stigmasterol, dan alkaloid. Adapun khasiat biji Jagung
yang manis, yakni mengharmoniskan sentreal organ, meningkatkan nafsu makan,
menguatkan paru-paru, dan menetralkan jantung. [11]
Diantara hasil pengolahan Jagung yang dapat dilakukan dalam home
industri adalah pembuatan produk Dodol Jagung, Jus Jagung, Puding Jagung,
Kerupuk Jagung, dan Jasuke. Namun kami memfokuskan
pada home Industri “Dodol
Jagung” dengan alasan produk tersebut
merupakan inovasi yang dapat dijadikan makanan khas daerah Senganten
Bojonegoro. Untuk menjaga keberlangsungan pengolahan hasil pertanian Jagung
berupa Dodol Jagung, sebagai permulaan TIM KKN PAR ’14 memasukan program ini
pada agenda ibu-ibu PKK. Sekaligus konsep dan tahapan pemasaran untuk produk
“Dodol Jagung” khas Senganten, sebagai berikut:
1. Konsep Pemasaran
4 P (Produk, Price, Promosi,
Place)
·
Produk
DODOL JAGUNG MAKANAN KHAS SENGANTEN BOJONEGORO
·
Price
Harga 1 bungkus dodol senganten = total biaya pembuatan + laba yang
diharapkan = Rp
600 + (40% x 600) = Rp 750
Biaya Produksi
No
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
Harga
|
1
|
Jagung
|
3
kg
|
Rp
15.000
|
2
|
Gula
putih
|
2
kg
|
Rp
20.000
|
3
|
Gula
jawa
|
½
kg
|
Rp 6.000
|
4
|
Tepung
ketan
|
1
kg
|
Rp
13.000
|
5
|
Mentega
|
1
bungkus
|
Rp
3000
|
6
|
Vanily
|
2
sachet
|
Rp
2000
|
7
|
Kelapa
|
3
butir
|
Rp
21000
|
Biaya perlengkapan dan peralatan
NO
|
Nama Bahan
|
Harga
|
1
|
Plastik
|
Rp 4.000
|
2
|
Kertas “Cap Senganten”
|
Rp 2.500
|
3
|
Gas Plus Minyak
|
Rp 2.000
|
Total
biaya Pembuatan Dodol 2 lengser = Rp 80.000 + Rp 8.500 = Rp 88.500
Jadi
biaya pembuatan 1 bungkus Dodol Senganten = Rp 88.500 : 160 = Rp 600
*2
lengser = 160 bungkus
·
Promo
1.
Web dan Blog
Web dan blog merupakan suatu media yang bisa
dijadikan sebagai media promosi. Dengan media ini kita bisa memperkenalkan produk
dodol jagung kepada masyarakat luas mulai dari proses pembuatan, khasiat yang
terkandung, hingga proses pengepakan.
2.
Youtube
Youtube juga salah satu media promosi yang
sangat efisien di era modern ini. Ekonomi kreatif berhubungan erat dengan media
sosial, dimana setiap produk bisa dipasarkan dengan mudah baik dalam level daerah, nasional, maupun internasional.
3.
Media
Sosial (Facebook, twitter, dll)
Media sosial facebook maupun twitter telah
menjadi candu bagi setiap orang: remaja, dewasa, hingga kalangan tua. Media
sosial facebook menyediakan aplikasi halaman yang dapat digunakan oleh pengguna
(facebookers) dalam mempromosikan suatu produk; pakaian, aksesoris, jasa, dan
tentunya juga bisa dimanfaatkan sebagi media promosi dodol jagung
·
Place
Kota
Bojonegoro
- Tahapan Pemasaran.
Tahap pemasaran dalam hal ini mencakup pada 3
hal yaitu Segmenting, Targeting, Position (STP).
a. Segmenting.
Segmen
pasar: Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih
karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk yang serupa.
Segmentasi pasar: proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.
Segmentasi pasar: proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.
·
Geografis
Kabupaten Bojonegoro
a) Pasar Kota
b) Pasar kapas
c) Pasar temayang
d) Pasar dander
e) Bravo
f) Samudra
g) Wisata pemandian (taman tirta dan BWS)
h) Toko oleh-oleh Bojonegoro
i)
Kayangan api
j)
Wisata dander
Kecamatan Gondang
a) Pasar gondang
b) Swalayan P.JO
c) Toko bu Wantiq
d) Kantin bu Ma’ruf
e) Toko bu mif
Demografis
a) Usia dan Gender : remaja, dewasa, tua (L/P)
b. Targeting
Definisi targeting menurut Keegan & Green
(2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi
pemasaran pada suatu negara, propinsi, atau sekelompok
orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler
& Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki
kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
Target dari pasar ini lebih ditujukan untuk para pecinta makanan ringan.
Khususnya pengunjung yang bepergian di bojonegoro. Media sosial menjadi peran
penting dalam proses pemasaran. Web, blogspot, surat kabar, facebook,
twitter menjadi aktor pemasaran utama.
Dengan adanya media sosial masyarakat luas akan bisa memandang besaran kualitas
produk. Berkaitan dengan usia dan gender. Pembuatan produk dalam bentuk rasa
coklat, vanila membantu dalam pengklasifikasian. Remaja biasanya menyukai
rasa-rasa manis.
c. Positioning
Produk dodol jagung senganten adalah produk makanan ringan yang menujukan ciri
khas desa senganten yaitu salah satu produksi jagung terbesar yang diposisikan
untuk para pecinta makanan ringan yang mempunyai gaya hidup sehat.
Analisis dari produk ini adalah bahwa produk ini dipasarkan untuk para
pengunjung yang bepergian ke bojonegoro dimana mereka menyukai makanan ringan
yang sehat dan enak.
KESIMPULAN
Desa merupakan kekuatan bangsa, demikian karena kebutuhan pangan kebanyakan
dihasilkan dari desa; pertanian; Padi, Jagung, Bawang Merah, dll. Desa
Senganten adalah salah satu desa penghasil Jagung, dan Jagung adalah pangan
pokok kedua setelah Padi. Berbalik dengan keadaan sebagai desa penghasil
Jagung, harga jual Jagung tidak berbanding lurus dengan keadaan; murah dan
cenderung stagnan.
Peran pemerintah khususnya, atau pun LSM UKM, dll. sangat penting dalam
pengatasan masalah harga jual Jagung. Pesatnya perkembangan teknologi dapat
menjadi solusi guna mendombrak harga jual Jagung. Solusi mengatasi masalah ini
adalah industri; agroindustri dengan diadakannnya manufaktur untuk mengolah
Jagung menjadi barang setengah jadi atau mengadakan pelatihan terkait
pengolahan harga jual Jagung seperti, Dodol Jagung, Kerupuk Jagung, Jasuke,
Roti Jagung, Puding, dll.
Ditengah sibuknya warga Ds. Senganten sebagai petani, industri rumahan
dapat menjadi solusi awal untuk meningkatkan harga jual Jagung. Industri
rumahan berbasis ekonomi kreatif. Peran serta teknologi pada cepatnya akses
informasi akan berwujud pada ekonomi kreatif. Olahan Industri rumahan seperti,
Dodol Jagung, Jasuke, kerupuk Jagung, puding Jagung, Roti Jagung, dll. akan
berdampak pada cepatnya penjualan Jagung –skala desa, kecamatan, kabupaten ,
nasional hingga internasional-. Hal ini disebabkan karena ekonomi kreatif
bertajug pada media promosi seperti, Fb, twitter, blog, web, radio, TV yang
secara mudah memasarkan industri rumahan.
*Keterangan
Penulis: KKN PAR 2014 :
Irpan Ilmi
Riyard
Alik
Terzaghi Al Hakim
Halim
Akbar Ar Rasyid
M.
Jave Zulkarnain
Yusuf
Arofiqi
Isnaini
Wulandari
Shohibatur
Rohmah
Musfiroh
Mardhatilla
Siti
Umi Lu’luul Jannah
Mardia
Lia Puspita
Faradilla
Maratus Sholihah
Masruroh
Emy
Rosydah
Anjar Munawaroh
Vella
Kurniasari
Novi
Fatimah
Khusnul
Cotimah
DAFTAR PUSTAKA
Aak, Teknik bercocok tanam Jagung,
(2007), Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Ann Dunham, S. ,Pendekar-pendekar besi
nusantara (1992), Bandung: Mizan Pustaka
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami fenomena
sosial dimasyarakat (2007), Bandung: PT. Setia Purna Inves
Mayati, Kun, Sosiologi (2001) Jakarta:
Esis
Martodireso, Sudadi, &
Agus S.,Widada, Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama, Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Petani (2002) Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Nurdin, Churiyah & Ulung , Gagas Sukses
bisnis kaos kreatif (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Ruhimat, Mamat & Mustar, (2007). Persiapan
UN Geografi ,Bandung: Grafindo, Media Pratama
Prima, Danang, 50 kesempatan usaha ramahan (2013)
Jakarta: Penertbit titik media
Subarnas, Nandang, Terampil Berkreasi
(2007) Bandung: Grafindo Media Pratama
Sane (2007). Home Industri dan koperasi,
From http://missanetalentist.wordpress.com/2007/08/18/home-industri-dan-koperasi-mutualisme-dua-kegiatan-ekonomi-sebagai-langkah-awal-untuk-mengentaskan-kemiskinan/ , Februari 21 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995. From http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1995/9Tahun~1995UU.htm, Februari 20 2014
[1] Mamat Ruhimat & Mustar, Persiapan
UN Geografi (Bandung: Grafindo, Media Pratama, 2007) Hal. 39
[2] S. Ann Dunham ,Pendekar-pendekar besi
nusantara (Bandung: Mizan Pustaka,
1992) Hal. 34
[3]
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1995/9Tahun~1995UU.htm
[4] Aak, Teknik bercocok tanam Jagung,
Yogyakarta, Penerbit Kanisius Tahun 2007, hal 121
[5] Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami
fenomena sosial dimasyarakat (Bandung: PT. Setia Purna Inves, 2007) Hal.
67-68
[6] Kun Mayati, Sosiologi (Esis, 2001)
Hal. 83
[7] Churiyah Nurdin & Gagas Ulung ,Sukses
bisnis kaos kreatif (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) Hal. 6
http://missanetalentist.wordpress.com/2007/08/18/home-industri-dan-koperasi-mutualisme-dua-kegiatan-ekonomi-sebagai-langkah-awal-untuk-mengentaskan-kemiskinan/
[9]Sudadi Martodireso, & Widada Agus Suryanto, Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama, Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani (Penerbit Kanisius, 2002)
[10] Danang prima , 50 kesempatan usaha
ramahan( Jakarta: Penertbit titik media, 2013) Hal. 14-17
[11] Nandang Subarnas, Terampil Berkreasi
( Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007) Hal. 105
No comments:
Post a Comment