1-IRPAN-ILMI

Klik Info Ini...!

Full width home advertisement

irpan-ilmii

My Journey

Rise Your Hand

Post Page Advertisement [Top]

irpan-ilmii

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah sebuah proses pembangunan sumber daya manusia untuk memperoleh keterampilan sosial dan pengembangan individu yang optimal menyediakan hubungan hubungan yang kuat antara individu, masyarakat dan lingkungan budaya sekitar.[1] Atas dasar ini, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari budaya yang meliputinya sebagai konsekuensi dari tujuan pendidikan, yaitu mengasah rasa, inisiatif dan kerja. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah proses “memanusiakan manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahami diri sendiri, orang lain, lingkungan alam dan budayanya.[2]

Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan yang mampu menampung dan memberikan pembelajaran untuk dapat ciptakan budaya baru dan toleran terhadap budaya orang lain sangat penting atau dengan kata lain, pendidikan yang memiliki basis multikultural akan menjadi salah satu solusi dalampengembangan sumber daya manusia yang berkarakter kuat dan toleran terhadap budaya lain.

Kaitan antara Pendidikan dan Multikulturalisme adalah solusi untuk realitas budaya yang beragam sebagai suatu proses pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi dari keragaman budaya, suku, suku dan sekte atau agama.[3] Keunikan budaya yang beragam ini memberikan implikasi dari pola pikir, perilaku dan karakter pribadi masing-masing sebagai tradisi yang hidup dalam masyarakat dan daerah. Tradisi yang terbentuk akan berbeda antara satu suku dengan suku lainnya daerah dengan suku atau daerah lain. Pertarungan antar budaya memberikan peluang terjadinya konflik ketika tidak ada mutual memahami dan menghormati satu sama lain. Proses untuk meminimalkan konflik ini membutuhkan upaya Pendidikan berwawasan multikultural dalam konteks pemberdayaan masyarakat yang plural dan heterogen agar dapat saling memahami dan menghormati dan membentuk karakter terbuka perbedaan.[4]

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa itu pendidikan multikultural

2.      Bagaimana pendekatan pendidikan multikultural

 

C.      TUJUAN

1.      Untuk mengetahui dan memahami tentang pendidikan multikultural.

2.      Untuk mengetahui bagaimana pendekatan pendidikan multikultural.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah “proses memanusiakan manusia dengan proses yang kita kenal dengan sebutan tutwuri handayani, yang berarti bahwa proses Pendidikan ini didorong dan diarahkan oleh seorang guru terhadap peserta didik dalam proses pengimplementasian atas apa yang telah dipelajarinya”. [5]

Multikultural berarti beraneka ragam kebudayaan. Menurut Parsudi Suparlan akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme.[6]

pendidikan multikultural merupakan sebuah kebijakan sosial berbasis prinsip saling menghormati dan memelihara budaya semua kelompok dalam masyarakat. Untuk mempelajari multikulturalisme pada dasarnya kita harus mengetahui program pendidikan sebuah bangsa, di mana komunitas multikultural dapat berpartisipasi untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi negaranya. Pendidikan multikultural dalam konteks yang luas mencoba membantu dalam upaya mempersatukan rakyat secara demokratis dengan menyoroti berbagai perspektif masyarakat beda negara, suku dan budaya.

Meskipun pendidikan multikultural masih dimaknai dengan sangat beragam dan tidak ada consensus, apakah Pendidikan multicultural tersebut berkonotasi Pendidikan tentang keragaman budaya atau Pendidikan untuk membentuk sikap agar menghargai keragaman budaya. Kamanto Sunarto menjelaskan pendidikan multikultural secara umum diartikan sebagai pendidikan Keanekaragaman budaya dalam masyarakat, terkadang diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan berbagai model Karena keragaman budaya dalam masyarakat, terkadang Dimaknai juga sebagai pendidikan yang mendorong sikap siswa Menghargai keragaman budaya masyarakat[7]

Sementara itu, Calarry Sada dengan mengutip tulisan Sleeter dan Grant menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki empat makna (model), yakni: (1) mengajarkan tentang Keragaman budaya Pendekatan asimilasi budaya (2) pengajaran tentang berbagai pendekatan untuk manajemen hubungan sosial, (3) Pengajaran untuk mempromosikan pluralisme membedakan kelas sosial dalam masyarakat, (4) Tingkatkan pendidikan tentang mencerminkan keragaman pluralisme dan kesetaraan.

Apapun definisi yang diberikan para pakar pendidikan adalah fakta bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak etnik, dengan keragaman budaya, agama, ras dan bahasa. Indonesia memiliki falsafah berbeda suku, etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki satu tujuan, yakni terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang kuat, dihargai oleh bangsa lain, sehingga tercapai cita-cita ideal dari pendiri bangsa sebagai bangsa yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Untuk itu, seluruh komponen bangsa tanpa membedakan etnik, ras, agama dan budaya, seluruhnya harus bersatu pada, membangun kekuatan di seluruh sektor, sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki harga diri bangsa yang tinggi dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh sebab itu, mereka harus saling menghargai satu sama lain dan menghilangkan sekat-sekat agama dan budaya.

 

B.     PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Realitas ini terlihat dari kondisi sosial budaya di Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya, bahasa, ras dan agama. Pembelajaran berbasis multikultural berupaya memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang-orang dari budaya yang berbeda, memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau ras secara langsung. Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk mengenali akurasi pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan dalam warisan budaya mereka, membangkitkan siswa bahwa konflik nilai seringkali menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat.[8]

Dalam melaksanakan pendekatan pendidikan multikultural, selain pengetahuan, masyarakat dalam hal ini juga harus dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan watak dan jati diri bangsa Indonesia. Nana berpendapat ada empat karakter utama bangsa yang harus dicerminkan oleh masyarakat Indonesia yaitu umat beragama, manusia sebagai individu, manusia sosial, dan manusia sebagai warga negara. Untuk menumbuhkan karakter tersebut, institusi pendidikan diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan yang merupakan jati diri nasional yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab strategi pendidikan multikultural. Hal ini perlu dijabarkan lebih lanjut dalam implikasi di sekolah melalui (1) membangun paradigma keberagaman inklusif di lingkungan sekolah, (2) menghargai keberagaman bahasa di sekolah, (3) membangun sikap peka gender di sekolah, (4) membangun pemahaman kritis dan empati terhadap ketidakadilan dan perbedaan sosial, (5) membangun sikap diskriminasi anti etnis, (6) menghargai perbedaan kemampuan, dan (7) menghormati perbedaan usia.[9]

Sejalan dengan penanaman nilai dan karakter bangsa, Pendidikan multikulturalisme ini juga perlu diintegrasikan dengan identitas bangsa melalui desain kurikulum berbasis kearifan lokal. Dalam proses belajar mengajar, pendidik perlu menerapkan teori dan praktik yang mempertimbangkan keragaman sosial dan budaya di mana pendidik dapat memberikan studi kasus terkait multikulturalisme di Indonesia atau juga dapat dilakukan secara tidak langsung dengan memposisikan siswa sebagai makhluk sosial yang aktif dalam kehidupan sosial. Pendidikan Kewarganegaraan juga harus dipertahankan dan bahkan dioptimalkan dalam kurikulum pendidikan, karena di dalamnya kita dapat mengembangkan nilai-nilai jati diri bangsa dijelaskan sebelumnya kepada siswa dengan harapan siswa tidak hanya mengetahui tetapi juga menerapkan nilai-nilai ini dalam kesehariannya.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

 

Pendidikan multikultural merupakan teori Pendidikan yang berprinsip pada kesetaraan, saling menghormati dan mencintai akan perbedaan ras, suku, dan budaya sosial degan tujuan untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan bisa saling menghargai satu sama lain. Pendidikan multikultural di Indonesia sangat penting untuk di ajarkan terhadap setiap orang agar dalam kehidupan bermasyarakatnya bisa memiliki moral dan etika Ketika berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain apalagi dengan orang atau kelompok yang ras atau budayanya berbeda dengan kita.

Pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan multikultural di Indonesia, selain dengan ilmu pengetahuan, masyarakat juga dikenalkan, diajarkan dan ditanamkan akan nilai nilai kehidupan yang mencerminkan keberagaman bangsa Indonesia. Pendekatan ini dilakukan agar masyarakat terbiasa dan bisa menghargai perbedaan antar suku dan budaya yang ada di Indonesia. Pendekatan ini juga memiliki tujuan agar masyarakat bisa mengetahui dan mengenal akan budaya lain selain budayanya, yang diharapkan akan tertanamnya sikap toleransi dan kekompakan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara kita tercinta yaitu Indonesia.


 


DAFTAR PUSTAKA

 

Amin, M. 2018. Pendidikan Multikultural. PILAR, 9(1).

Direktorat Sekolah Menengah Pertama. 2022. Menilik Konsep Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara. https://ditsmp.kemdikbud.go.id., 10 Oktober 2022.

Driyarkara. 1980.  Tentang Pendidikan. Jakarta : Kanisius.

Ibid hlm 821

Idris, Z. 1987. Dasar-dasar Kependidikan. Padang : Angkasa Raya.

Maslikhah, Vadis, Q. 2007. Pendidikan Multikultural: Reconstruksi Sistem Pendidikan berbasis Kebangsaan. Surabaya : JP Books.

Sipuan. Warsah, I. Amin, A. Adisel. 2022. Pendekatan Pendidikan Multikultural. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal. Vol: 08. Hal 820

Sunarto, K. 2004. Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, Edisi I.

Tilaar, H. A. R. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta : Grasindo.



[1] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan (Padang: Angkasa Raya. 1987), hlm. 7.

[2] Driyarkara, Tentang Pendidikan (Jakarta: Kanisius 1980), hlm. 8.

[3] Maslikhah, Quo Vadis Pendidikan Multikultural: Reconstruksi Sistem Pendidikan berbasis Kebangsaan (Surabaya: JP Books,. 2007), hlm. 748.

[4] H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional (Jakarta: Grasindo.2004), hlm. 9-10.

[5] Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Menilik Konsep Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara, https://ditsmp.kemdikbud.go.id., 10 Oktober 2022, 20:16

[6] Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultural. PILAR, 9(1).

[7] Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, Edisi I, 2004, h 47

[8] Sipuan, dkk. Pendekatan Pendidikan Multikultural, Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal. Mei 2022 (Gorontalo: Aksara, 2022), Hlm 820

 

[9] Ibid hlm 821

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

JANGAN-KLIK