Oleh: Irpan Ilmi
______________________________
Pernah aku mempertanyakan ini pada Tuhan
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptakannya begitu cantik?
"
Jemu, aku tak jemu memandanginya
Sayu tatapannya memandang tajam beralis hitam
Lesung pipinya dibalut bibir yang tipis
Belah dagunya beralur pipi yang merah, tersipu
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptakannya begitu indah?
"
Lelah, tak lelah nadiku berdetak memandanginya dari balik tirai, kagum
Kemuning berparas sinar surya, tersembunyi cendikia, dibalik kerudung
Bibir perlapis lipstik kejujuran kalam
Lentik jemari menyeka nafas kelelahan, keimanan
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptakannya begitu elegan?
"
Aurat, aurat yang ia tonjolkan adalah rasa malu
Malu untuk berkata bukan haknya, kebohongan
Langkah kakinya menuju keikhlasan
Dekapannya adalah kasih sayang, kemanusiaan
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptakannya begitu manis?
"
Bedak yang ia kenakan menerangkan, keimanan
Wajahnya memancarkan ketulusan, ketaatan
Sikapnya ajakan kearifan, kemuliaan
PadaMu hatinya terikat, mengikat kata cinta Ilahiah
"
Tuhan, atas dasar apa Kau meciptakannya begitu menawan?
"
Habis kataku memujinya atas keagunganMu
Syairku tak mampu lagi menjabarkan cahaya iman dalam hatinya
Aku memujinya, tanpa mengurangi pujianku padaMu
Aku berserah padaMu, dalam segala tanyaku
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptaknnya begitu mempesona?
"
Pesona dalam keimanan dan ketaatannya padaMu
Membuatku selalu bertanya
"
Tuhan, atas dasar apa Kau menciptakannya begitu
"
______________________________
Plural Room, KM 12:20
23 Desember 2013
No comments:
Post a Comment