Waktu,
Bungamu telah layu
Dewimu telah menjelma menjadi kupu-kupu
Waktu,
Suaramu telah pilu
Dan hati bermunajat melafalkan doa-doa
Waktu,
Nian luka menjadi sembilu menyisakan kenangan pahit
Diam dilorong gelap menutup keniscayaan, nista
Waktu,
Kabut membawaku dalam ketiadaan
Dilema dengan malam, mencari fajar diujung senja
Waktu,
Tetesan embun menyerupai darah
Duri ditangkai Melati melukai bunga
Waktu,
Jika aku bersalah karena menyalahkanmu
Dimana lagi aku harus menemukanmu untuk meminta maaf
Waktu,
Cahamu telah pudar
Darimana kau akan lahir kembali, aku masih menunggumu
Waktu,
Aku menjawab semua dusta
Dusta manalagi, kau anggap diamku dusta sekarang?
Waktu,
Lorong shubuh berujung gelisah
Damainya bukan lagi untukku
Waktu,
Hanya saja, waktu itu kita bertemu
Dendamkah kau padaku karena pertemuan itu?
Waktu,
Garis lurus antara aku dan kamu
Diselimuti dingin, saat ini
Waku,
Tuhan pun tak membiarkan manusia hidup sendiri
Dari waktu yang ia lalui, ia hidup dengan waktu
Waktu,
Pisaumu tajam menusuk lumbung dalam gubuk
Drama serial yang kau mainkan membuatku berharap
Waktu,
Jika akhir dari ceritamu berujung pada waktu
Dalang pun akan memainkan wayang dengan lakon pncak klimaks
Waktu,
Aku tak perduli romants ini berlalu
Dunia ini pun akan berlalu
Waktu,
Akhirnya aku menemukan anti klimaks untuk akhir waktu
Dan klimaksnya, menunggu kematian
Waktu,
Jujur aku tak memikirkan sedih ataupun bahagia
Diantara kedua itu, pilihkanlah satu untukku, sekiranya itu pas menurutmu
__________
Irpan Ilmi, Waktu fajar, merindukan senja. 03.53
Bungamu telah layu
Dewimu telah menjelma menjadi kupu-kupu
Waktu,
Suaramu telah pilu
Dan hati bermunajat melafalkan doa-doa
Waktu,
Nian luka menjadi sembilu menyisakan kenangan pahit
Diam dilorong gelap menutup keniscayaan, nista
Waktu,
Kabut membawaku dalam ketiadaan
Dilema dengan malam, mencari fajar diujung senja
Waktu,
Tetesan embun menyerupai darah
Duri ditangkai Melati melukai bunga
Waktu,
Jika aku bersalah karena menyalahkanmu
Dimana lagi aku harus menemukanmu untuk meminta maaf
Waktu,
Cahamu telah pudar
Darimana kau akan lahir kembali, aku masih menunggumu
Waktu,
Aku menjawab semua dusta
Dusta manalagi, kau anggap diamku dusta sekarang?
Waktu,
Lorong shubuh berujung gelisah
Damainya bukan lagi untukku
Waktu,
Hanya saja, waktu itu kita bertemu
Dendamkah kau padaku karena pertemuan itu?
Waktu,
Garis lurus antara aku dan kamu
Diselimuti dingin, saat ini
Waku,
Tuhan pun tak membiarkan manusia hidup sendiri
Dari waktu yang ia lalui, ia hidup dengan waktu
Waktu,
Pisaumu tajam menusuk lumbung dalam gubuk
Drama serial yang kau mainkan membuatku berharap
Waktu,
Jika akhir dari ceritamu berujung pada waktu
Dalang pun akan memainkan wayang dengan lakon pncak klimaks
Waktu,
Aku tak perduli romants ini berlalu
Dunia ini pun akan berlalu
Waktu,
Akhirnya aku menemukan anti klimaks untuk akhir waktu
Dan klimaksnya, menunggu kematian
Waktu,
Jujur aku tak memikirkan sedih ataupun bahagia
Diantara kedua itu, pilihkanlah satu untukku, sekiranya itu pas menurutmu
__________
Irpan Ilmi, Waktu fajar, merindukan senja. 03.53
No comments:
Post a Comment