Doc. Irpan Ilmi |
Secara
praktis adalah ilmu yang membahas tentang ungkapan estetis ( seni yang
indah ). Balaghoh dapat mendatangkan makna yang jelas da agung, dengan
fasih dan benar, serta dapat memberi kesan yang mendalam dalam lubuk
hati. Adapun pengaplikasiannya bisa diseusaikan dengan situasi, dan
kondisi orang yang diajak bicara. Dalam hal ini, diperlukan kejernihan
jiwa, dan ketelitian dalam mengungkapkan keindahan itu sendiri, serta
perlu ada kejelasan dalam mengungkapkan perbedaan yang samar diantara
macam-macam uslub.
Adapun
keindahan bahasa itu sendiri dapat dilihat dari berbagai aspek,
tergantung kepekaan dan instuisi masing-masing. Namun, dalam hal ini,
bahasa yang indah dapat ditinjau, apakah gaya bahasa yang terkandung
dalam gagasan atau susunan kalimat itu konkrit (indrawi), hidup, aktif,
ekspresif, komunikatif, imajinatif, kontemplatif dan persuasif.
Dalam firman Allah surat al baqoroh ayat 261:
مثل الّذين ينفقون أموالهم في سبيل الله كمثل حبّة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مّائة حبّة، والله يضاعف لمن يشآء، والله وسع عليم
261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Dalam
ayat ini, terkandung gaya bahasa yang tashwir, tajsiid dan tajsim (
imajinatif, hidup, dan ekpresif) , “sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir pada tiap-tiap bulir seratus biji. Sangat jelas bayangan kita
mencerna akan hal itu. Adapun letak keindahannya adalah bayangan kita
mampu melihat manakala suatu biji ditanam kemudian ia menjadi pohon yang
besar dengan ranting yang banyak pula, hingga di setiap ranting itu
terdapat buah-buah yang mengandung biji-biji (benih baru). Hingga
dari satu benih, berapa banyak kita dapat menghasilkan benih baru, dan
terus berlipat-lipat. Tak ubahnya orang yang menginfakan hartanya di
jalan Allah, betapa Allah melipatgandakan pahala hingga tak terhingga
keuntungan yang akan kita dapat. Dalam penutup ayat,” sesungguhnya Allah
maha luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
firman Allah, surat as sajdah ayat 12:
ولو ترى إذا المجرمون ناكسوا رءوسهم عند ربّهم ربّنا أبصرنا وسمعنا فارجعنا نعمل صلحا إنّا موقنون
12.
Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa
itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya
Tuhan kami, kami Telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah kami
(ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang yakin.”
Maka,
dari ayat ini kita dapat melihat orang-orang yang menundukan kepalanya
(karena malu atas apa yang mereka perbuat didunia). Selain itu kita
dapat mendengar perkataan-perkataan mereka tatkala mereka memohon kepada
tuhannya untuk dikembalikan ke dunia untuk berbuat baik, yaitu ( maka
kembalikanlah kami ke dunia, kami akan mengerjakan amal saleh. Dari sini
kita dapat merasakan betapa malunya mereka atas apa yang mereka lakukan
didunia dulu. Serta dapat merasakan betapa penyesalan meliputi perasaan
mereka, dan untuk menebus penyesalan itu, mereka memohon kepada Allah
untuk dikembalikan kedunia dan menebus segalanya (kesalahannya).
Ada
persamaan antara seorang pelukis dan seorang sastarawan. Seorang
sastrawan akan memikirkan unsur-unsur yang akan diungkapkan dalam suatu
teks, seperti puisi, makalah, prosa dsb. Yakni unsure makna yang
terkandung, kesejajaran dan kesesuaian dengan tema yang diambil.
Sedangkan seorang pelukis, ia mengkombinasikan warna-warna dengan gambar
dan tema yang akan diperlihatkan dalam lukisan itu, dengan tujuan hasil
lukisan itu enak dipandang dan memukai.
Balghah
tidak hanya dimiliki bangsa arab, melainkan setiap bangsa di dunia
memiliki balaghoh, namun yang membedakan adalah ukuran dan ungkapan
estetisnya yang berbeda. Adapun letak persamaanya adalah kebenaran, keelokan, rasa dan seni dalam ungkapan.
Antara makna dan kata, sebagian sarjana mengatakan bahwa:
1. ungkapan yang indah itu ada pada kata dan makna, namun ada juga yang menyatakan
2. ungkapan yang indah itu terletak pada makna saja, dan ada pula yang mengatakan bahwa’
3.ungkapan yang indah itu terletak pada kata.
Pendapat
pertama merupakan pandangan yang domain sejarah pakar balaghoh arab,
yang diserupakan antara kata dan makna itu bagaikan ruh dan jasad yang
tak bias dipisahkan. Diantara tokoh ini adalah Qohir Jurjani, seorang
ilmuan besar dalam sejarah balaghoh, dan ia menarik kesimpulan bahwa
balaghoh, ungkapan estetis tidak memisahkan antara kognisi dan emosi
antara kata dan makna, basa adalah mahluk hidup, ruhnya adalah makna,
dan fisiknya adalah kata.
Pendapat yang kedua didukung oleh Ibnu kholdun, Plato, Jahidz, Abu Hilal Al-Askari dan Ahmad Hasan Ziyat.
Abu hilal al-askari mengatakan: yang penitng bukan menyampaikan makna,
karena makna dikenali oleh bangsa arab dan non arab desa dan kota,
tetapi keindahan kata dan kejernihannya, manis dan suburnya serta
tatanannya yang benarlah yang terpenting.
Pendapat
yang ketiga. Yang mendukung hal ini adalah Ibnu jini, dalam bukunya,
diantara bab-nya khusus menolak pendapat sarjana yang menyatakan bahwa
bangsa arab hanya memperhatikan makna dan mengabaikan makna. Ia
mengatakan, jika anda melihat bangsa arab memperindah kata-kata, jangan
menganggap bahwa perhatiannya hanya kepada kata saja, akan tetapi,
kata-kata itu sebagai pengabdian terhadap makna mirip memperindah wadah
untuk memperhatikan isi. Bisa diambil pendapat ibnu jinni, perhatian
bangsa arab terhadap sebagai perhatian terhadap makna yang dikandungnya,
dan makna itu lebih tinggi nilai kandunggannya dari pada kata
Bahasa
itu indah, dan keindahan bahasa itu dapat kita pelajari dengan ilmu
bayan. Mau tau ilmu bayan itu apa? Dan cakupannya apa saja? Tunggu
setelah jeda berikut ini….
Wassalam Warahmatullahi Wabarokatuh.
Dikutip dari buku “Balaghoh al-quran praktis dan بلاغة واضحة لعلى الأجرم و مصطفى عثمان “
No comments:
Post a Comment