No REDD
Oleh: Irpan Ilmi
____________________________________
Awalnya dari kata bijak
Bertutur bijak kebijakan
Bersikap bijak kebijakan
Berpikir sejenak
Bergumam kata Emmm Emmm Emmm
Ke Bijak An
Menemukan klausa terkemuka kata filusuf tua
Sejarah, tak ubahnya pelajaran
Siapa penulisnya?
Untuk apa?
Para pertuah dimimbar kekuasaan
Memahbiakan kebijakan
Memberimakan tikus
mengelus-elus kucing
Menyuap gongongan anjing
Meminumi ular hingga perutnya buncit
Untuk siapa kebijakan itu?
Semut-semut mencuri waktu
Bergerumun diluar jendela
Mana jatah kami untuk makan?
Siaran di TV memotong lidah kebenaran
Lupa, udara mirik lapisan masyarakat
Ingat, kepentinga berkicau dari mulut gagak hitam
Bercuap-cuap menyebar kabar burung
Membohongi
Rakyat tak menyadari
Siaran partai merampas hak rakyat mendapat pendidikan dari TV
Pengawas, tentu diam saja
Terlena dengan UMR
Padahal keuntungan mereka berlipat
Merugikannya juga melipat
Udara-udara tercemari ceropong pabrik
Yang diolah, hutan
Yang ditebangi, hutan
Apalagi yang bisa menghirup karbon dioksida?
Kecuali hutan
Apalagi yang dihirup manusia dan hewan jika udara telah tercemari?
Kecuali racun
Ah, bodoh kali, dan di bodohi
Menyingkirlah! ada bangunan dibibir pantai mau didirikan
Jarak 50 M pantai milik perusahaan
Nelayan tidak boleh masuk ke area itu, mengotori
Kau mau pindah kemana lagi, nelayan?
Kenegeri pengasinga tanpa ikan, dan manusia?
Lautmu kan sudah dibeli sama perusahaan
Dan sudah direstui pemerintah yang kau pilih sendiri
Selagi kau tak bisa menghirup udara kebebasan
Mati sajalah
Selama kau tak bisa menginjak tanah kebebasan
Mati sajalah
Sesudah kau tak bisa meminum air kebebasan
Mati sajalah
Atau
Berjuanglah!
Tuntut hakmu
Tuntut hak kalian
Tuntut hak kita semua
Kita sama sebagai masyarakat
Kita sama sebagai warga negara
Kedaulatan untuk bersama
Bukan untuk penguasa
Tanah, air, can udara
Milik kita seutuhnya
Berjuanglah!
Akhiri Co2lonialisme
_____________________________________
Memoar Sastra, #EndWTO, #Denpasar, #Bali
Oleh: Irpan Ilmi
____________________________________
Awalnya dari kata bijak
Bertutur bijak kebijakan
Bersikap bijak kebijakan
Berpikir sejenak
Bergumam kata Emmm Emmm Emmm
Ke Bijak An
Menemukan klausa terkemuka kata filusuf tua
Sejarah, tak ubahnya pelajaran
Siapa penulisnya?
Untuk apa?
Para pertuah dimimbar kekuasaan
Memahbiakan kebijakan
Memberimakan tikus
mengelus-elus kucing
Menyuap gongongan anjing
Meminumi ular hingga perutnya buncit
Untuk siapa kebijakan itu?
Semut-semut mencuri waktu
Bergerumun diluar jendela
Mana jatah kami untuk makan?
Siaran di TV memotong lidah kebenaran
Lupa, udara mirik lapisan masyarakat
Ingat, kepentinga berkicau dari mulut gagak hitam
Bercuap-cuap menyebar kabar burung
Membohongi
Rakyat tak menyadari
Siaran partai merampas hak rakyat mendapat pendidikan dari TV
Pengawas, tentu diam saja
Terlena dengan UMR
Padahal keuntungan mereka berlipat
Merugikannya juga melipat
Udara-udara tercemari ceropong pabrik
Yang diolah, hutan
Yang ditebangi, hutan
Apalagi yang bisa menghirup karbon dioksida?
Kecuali hutan
Apalagi yang dihirup manusia dan hewan jika udara telah tercemari?
Kecuali racun
Ah, bodoh kali, dan di bodohi
Menyingkirlah! ada bangunan dibibir pantai mau didirikan
Jarak 50 M pantai milik perusahaan
Nelayan tidak boleh masuk ke area itu, mengotori
Kau mau pindah kemana lagi, nelayan?
Kenegeri pengasinga tanpa ikan, dan manusia?
Lautmu kan sudah dibeli sama perusahaan
Dan sudah direstui pemerintah yang kau pilih sendiri
Selagi kau tak bisa menghirup udara kebebasan
Mati sajalah
Selama kau tak bisa menginjak tanah kebebasan
Mati sajalah
Sesudah kau tak bisa meminum air kebebasan
Mati sajalah
Atau
Berjuanglah!
Tuntut hakmu
Tuntut hak kalian
Tuntut hak kita semua
Kita sama sebagai masyarakat
Kita sama sebagai warga negara
Kedaulatan untuk bersama
Bukan untuk penguasa
Tanah, air, can udara
Milik kita seutuhnya
Berjuanglah!
Akhiri Co2lonialisme
_____________________________________
Memoar Sastra, #EndWTO, #Denpasar, #Bali
No comments:
Post a Comment